JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa pemerintah tidak akan kembali mewajibkan penggunaan masker di luar ruangan meski kasus Covid-19 meningkat lagi.
Namun demikian, dia berharap masyarakat sadar diri untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Tetap rekomendasi sebelumnya, untuk di luar ruangan, teman-teman dibebaskan untuk tidak memakai masker," kata Budi usai rapat terbatas bersama presiden dan sejumlah menteri di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/6/2022).
"Keputusannya kenapa kita tidak paksa? Karena ini sebagai proses pendidikan juga," tuturnya.
Baca juga: Menkes: Penularan Subvarian BA.4 dan BA.5 Lebih Rendah dari Delta dan Omicron
Kendati begitu, Budi mengatakan, pemerintah menyarankan masyarakat tetap memakai masker di ruangan tertutup tanpa ventilasi yang cukup.
Masyarakat juga dianjurkan tetap memakai masker jika berada di tengah kerumunan, atau ketika batuk dan merasa kurang sehat.
Menurut Budi, menjaga kesehatan dan prokes merupakan tanggung jawab setiap individu. Kesadaran ini, kata dia, bagian penting dari transisi pandemi menuju endemi.
"Jadi protokol kesehatan itu menjadi satu kebiasaan masing-masing masyarakat, bukan sesuatu yang dipaksakan oleh pemerintah," ujarnya.
Baca juga: Menkes Prediksi Puncak Omicron BA.4 dan BA.5 Terjadi Minggu Ketiga Juli
Budi pun memastikan bahwa kenaikan kasus Covid-19 beberapa waktu belakangan bukan imbas libur Lebaran 2022, melainkan karena penularan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Di Indonesia, sejauh ini terdapat 8 kasus subvarian baru itu. Dari jumlah tersebut, 3 di antaranya merupakan imported case atau kasus impor yang masing-masing berasal dari Mauritius, Amerika, dan Brazil.
Ketiga warga negara itu terdeteksi subvarian BA.4 dan BA.5 saat menghadiri acara Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali, 23-28 Mei 2022.
Kemudian, 5 kasus lainnya merupakan transmisi lokal, 4 terdeteksi di Jakarta, dan satu lainnya di Bali.
"Hasil pengamatan kami menunjukkan bahwa kasus konfirmasi memang terjadi di Jakarta, juga di daerah Jawa Barat, di Banten, dan di Bali. Tetapi kami akan terus memonitor kondisinya masih relatif baik dibandingkan dengan negara lain," ujar Budi.
Menurut hasil pengamatan, kata Budi, puncak penularan BA.4 dan BA.5 sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron.
Pasien BA.4 dan BA.5 yang dirawat di rumah sakit pun hanya sepertiga dari kasus Delta dan Omicron. Sedangkan kasus kematian subvarian BA.4 dan BA.5 sepersepuluh dari kasus kematian dua varian virus corona terdahulu itu.
"Jadi walaupun memang BA.4 dan BA.5 ini menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara di dunia, tetapi puncak dari kenaikan kasusnya maupun hospitalisasinya maupun kematiannya jauh lebih rendah dibandingkan omicron yang awal," kata dia.
Baca juga: Menkes: Covid-19 Naik karena Subvarian BA.4 dan BA.5, Bukan Imbas Libur Lebaran
Kendati penularannya diprediksi tidak tinggi, Budi mewanti-wanti seluruh pihak tetap waspada. Ia mendorong masyarakat segera mendapatkan vaksinasi booster atau dosis ketiga.
Adapun kasus Covid-19 naik dalam beberapa hari terakhir. Tercatat, kasus harian melewati angka 500 kasus.
Padahal, sebelumnya, kasus harian sudah berhasil ditekan di angka 200-300 kasus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.