Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstrasi Serangan Udara Warnai Pelantikan Pangkoarmada RI

Kompas.com - 13/06/2022, 13:49 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Prosesi pengangkatan Laksamana Muda (Laksda) Abdul Rasyid Kacong sebagai Panglima Komando Armada Republik Indonesia (Pangkoarmada RI) di Kompleks Satuan Kapal Koarmada I, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/6/2022), diwarnai atraksi serangan udara.

Tepat sebelum Rasyid menerima tongkat komando dari Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, sejumlah sistem senjata armada terpadu (SSAT) lebih dulu menunjukkan tajinya.

Aksi demonstrasi diawali dengan kehadiran tiga unit pesawat udara (pesud) dari arah perairan Teluk Jakarta.

Ketiga pesud bermanuver sembari mengeluarkan flare yang melintas di atas deretan kapal Republik Indonesia (KRI), tank amfibi, hingga meriam.

Baca juga: Laksda Abdul Rasyid Dilantik Jadi Pangkoarmada RI, Gantikan Laksdya Agung yang Pensiun

Aksi manuver tersebut kemudian direspons cepat oleh sejumlah meriam dengan melepaskan tembakan ke arah pesud.

Sejurus kemudian, para pengawak KRI turut melancarkan perlawanan dengan melakukan penembakan.

Demonstrasi pertempuran serangan udara diakhiri dengan kembalinya aksi pesud yang melakukan manuver untuk kedua kalinya sembari berlahan menjauh ke langit utara Tanjung Priok.

Rangkaian demonstrasi tersebut nampak mengundang decak kagum para perwira tinggi TNI AL hingga tamu undangan yang turut menyaksikan.

Aksi demonstrasi dalam rangkaian serah terima jabatan (sertijab) terbilang jarang ditunjukkan TNI AL.

Baca juga: TNI AL Pertimbangkan Ambil Langkah Hukum Setelah Ada Perwira Dituding Minta Uang Rp 5,4 Miliar

Selepas prosesi pelantikan Rasyid, Yudo menjelaskan bahwa demonstrasi pertempuran serangan udara tersebut bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat prajurit yang sudah lama tidak ditunjukkan.

“(Demonstrasi) semata-mata untuk membangkitkan kembali prajurit-prajurit jalasena untuk melaksanakan tugas lebih baik, lebih tegar, lebih lugas, dan teguh,” kata Yudo kepada awak media.

Sementara itu, jabatan baru yang diemban Rasyid menggantikan Pangkoarmada RI sebelumnya, yakni Laksamana Madya (Laksdya) Agung Prasetiawan yang segera memasuki purna tugas dari dunia kemiliteran.

Selanjutnya, posisi lama Rasyid di Asisten Perencanaan dan Anggaran KSAL diisi oleh Laksda Iwan Isnurwanto yang sebelumnya menjabat sebagai Pangkoarmada II. Iwan sendiri merupakan eks Komandan KRI Cakra-401.

Baca juga: Wakasal Sebut Tudingan Perwira Minta Rp 5,4 Miliar untuk Cemarkan Citra TNI AL

Sedangkan jabatan Pangkoarmada II kini diisi Laksda Hutabarat yang sebelumnya menjabat Koordinator Staf Ahli KSAL.

Berikutnya, Yudo juga mengangkat Kolonel Laut (E) Mukhlis menjadi Komandan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) menggantikan Laksamana Pertama (Laksma) Avando Bastari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com