JAKARTA, KOMPAS.com - Mayoritas responden setuju Rusia hadir dalam presidensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia pada 15-16 November 2020 di Bali.
Hal itu diketahui dari hasil survei nasional Indikator Politik Indonesia yang digelar pada tanggal 18-24 Mei 2022 yang dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD).
Adapun RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak dengan sampel sebanyak 1.213 responden.
"Lebih banyak yang setuju jika Indonesia tetap mengundang Rusia dalam KTT G20 November 2022 mendatang," papar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi dalam rilis surveinya, Rabu (8/6/2022).
Baca juga: Pertemuan Kedua G20 Bakal Digelar di Solo, 39 Negara Dipastikan Hadir
Sebanyak 76,6 persen responden yang terdiri dari 20,5 persen sangat setuju dan 56,1 persen setuju itu tidak mempermasalahkan Rusia diundang dalam forum tersebut.
Sementara itu, ada 22 persen responden terdiri dari 12,7 persen kurang setuju dan 9,3 persen yang tidak setuju sama sekali. Hanya ada 6,5 persen yang tidak tahu dan tidak menjawab.
Adapun Rusia merupakan anggota dari group of twenty (G20), yang juga forum utama kerja sama ekonomi internasional.
G20 beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.
Dalam situasi konflik atau perang antara Rusia dan Ukraina hingga saat ini, sejumlah negara anggota G20 menentang keikutsertaan Rusia dalam KTT G20 tersebut.
Antara lain, Amerika, Australia, Kanada, Inggris, dan Uni Eropa.
Baca juga: Pemerintah: G20 Bukan Forum untuk Selesaikan Perang
Sebagai informasi, pemerintah Indonesia telah mengirimkan undangan ke semua anggota G20, termasuk Rusia pada 22 Februari, atau dua hari sebelum Rusia menginvasi Ukraina.
Pemerintah Rusia telah menyatakan, Vladimir Putin berencana memenuhi undangan kerja sama ekonomi dunia itu. Namun sejumlah negara anggota G20 menentang rencana kedatangan Putin.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengungkapkan langkah pemerintah Indonesia terlalu jauh dengan mengundang Rusia. Ia menyatakan forum G20 tidak perlu dihadiri oleh negara yang menyerang negara lain.
Sementara itu, China bereaksi atas penolakan itu. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Henbin menuturkan kehadiran Rusia amat penting sehingga tidak ada negara lain yang berhak mengusirnya dari keanggotaan G20.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.