Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CSIS Soroti Terbentuknya Koalisi Pemilu 2024 yang Cenderung Lebih Awal

Kompas.com - 08/06/2022, 15:41 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menyebut, terdapat perubahan sikap dari partai politik (parpol) dalam menghadapi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.

Berbeda dengan Pilpres 2014 dan 2019 di mana koalisi terbangun di menit-menit akhir, saat ini, berbagai parpol cenderung bergerak lebih awal.

“Karena saat ini banyak kandidat potensial yang bisa dicalonkan partai politik. Jadi punya banyak pilihan siapa yang akan mereka dukung untuk pilpres mendatang,” tutur Arya pada diskusi virtual CSIS bertajuk "Manuver Koalisi Partai Menjelang Pemilu Presiden: Motivasi dan Resiliensi", Rabu (8/6/2022).

Baca juga: Buka Peluang Koalisi dengan PKS, Waketum PKB: Bisa jadi Semut Merah, Kecil tapi Berasa

Arya mengungkapkan, pembentukan koalisi lebih dini dinilai sebagai langkah politik yang strategis.

Ia mencontohkannya dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang berisi Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

“Pertama, koalisi itu sudah memenuhi syarat (pengusungan capres) karena telah memenuhi batas minimal 20 persen (kursi DPR). Koalisi tersebut strategis sebab dengan sudah terpenuhinya syarat (pemberian) dukungan, ada kepastian pencalonan,” paparnya.

Baca juga: Partai Nasdem Dinilai Bisa Bangun Koalisi dengan Demokrat dan PKS Tanpa Menjadi Oposisi

Arya berpandangan, kepastian bisa mengusung capres itu menjadi medan magnet KIB untuk parpol maupun tokoh-tokoh di eksternal koalisi.

Tak berhenti disitu, lanjut Arya, dengan membentuk koalisi jauh sebelum batas pengajuan capres, parpol punya cukup ruang untuk mendiskusikan strateginya meraih suara.

Seperti, mendorong kebijakan-kebijakan strategis yang dapat menarik perhatian publik.

“Kira-kira kebijakan strategis apa yang akan mereka dorong baik pra-Pemilu atau pasca-2024,” imbuhnya.

Baca juga: Memprediksi Arah dan Tujuan Politik Koalisi Indonesia Bersatu

Diketahui KIB terbentuk pasca Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa mengadakan pertemuan 12 Mei 2022.

Ketiga parpol itu mengeklaim belum menentukan siapa capres yang bakal diusungnya.

Di sisi lain, KIB terus menyampaikan bahwa pihaknya pun terbuka untuk bekerja sama dengan parpol maupun figur lain.

Gerak politik juga ditunjukan oleh Partai Nasdem yang diketahui hendak mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 15-17 Juni mendatang.

Baca juga: Naik Turun Hubungan SBY-Surya Paloh dan Sinyal Koalisi Demokrat-Nasdem pada 2024

Awal Juni, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Lalu pada Minggu (5/6/2022) giliran Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui Paloh di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com