Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Capres, Koalisi Indonesia Bersatu Dinilai Mungkin "Layu Sebelum Berkembang"

Kompas.com - 06/06/2022, 16:31 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, soliditas Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) hingga kini masih cair meski telah dilakukan penandatangan nota kesepahaman.

Belum adanya nama calon presiden yang akan diusung KIB dinilai menjadi penyebab rapuhnya koalisi yang diusung oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

Menurut Umam, sangat mungkin satu atau dua partai hengkang dari KIB sebelum gelaran Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 dimulai.

"Ibarat kata, KIB ini sangat memungkinkan 'layu sebelum berkembang' atau 'cerai sebelum menikah'," kata Umam kepada Kompas.com, Senin (6/6/2022).

Baca juga: Silatnas KIB Dihadiri Luhut, Ketum Projo, dan Dugaan Adanya Restu dari Istana...

Umam berpandangan, penandatanganan nota kesepahaman KIB tak menjamin gerbong koalisi ini akan solid hingga 2024.

Belajar dari Perjanjian Batutulis antara PDI Perjuangan dan Partai Gerindra pada 2009, terbukti bahwa akta perjanjian di atas kertas tidak mampu mengendalikan arah manuver partai.

Menurut Umam, bersatunya partai-partai dalam koalisi lebih mempertimbangkan dinamika dan kalkulasi kepentingan ekonomi-politik.

Oleh karenanya, selama belum ada nama capres yang jelas akan diusung, KIB dinilai sangat mungkin bubar sebelum pilpres dimulai.

"Arah kepemimpinan koalisi ini masih belum jelas, mengingat pemilih Indonesia lebih mempertimbangkan kualitas tokoh capres daripada platform, visi dan misi partai-partai politik pengusungnya," ujar Umam.

Baca juga: Golkar Sebut Kehadiran Ketum Projo di Acara KIB Tak Terkait Pencapresan

Lebih lanjut, Umam berpandangan, kemunculan KIB menegaskan terjadinya perpecahan di internal koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini.

Dengan sinyal-sinyal yang dikirimkan, Jokowi tampak ingin mendorong Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kontestasi Pilpres 2024.

Di sisi lain, ada arus politik kuat di internal elite dan kader PDI-P di Jawa Tengah yang menolak pencapresan Ganjar dan memilih mendorong pencalonan Ketua DPP PDI-P yang juga putri mahkota partai, Puan Maharani.

Penolakan ini di antaranya ditunjukkan oleh loyalis Puan seperti Bambang Wuryanto dan Trimedya Panjaitan yang belakangan terang-terangan mengritik ambisi Ganjar di pilpres.

Kehadiran KIB, lanjut Umam, seolah menjadi sekoci yang sengaja dibangun Jokowi untuk mengantarkan Ganjar menuju panggung Pilpres 2024, utamanya jika PDI-P menolak pencalonan Gubernur Jawa Tengah itu.

"Dalam konteks ini, ada benturan kepentingan yang serius antara PDI-P di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Jokowi bersama partai-partai anggota KIB laiknya Golkar, PAN, dan PPP," kata Umam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

Nasional
Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Nasional
PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

Nasional
Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Jokowi Tinjau Pasar Tumpah Mamasa, Cek Harga dan Berencana Bangun Pasar Baru

Nasional
PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

PKS: Selamat Bertugas Prabowo-Gibran

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Pengamat: Prabowo-Gibran Punya PR Besar karena Kemenangannya Dibayangi Kontroversi

Nasional
Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Nasional
Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com