Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puan Dinilai Tak Dianggap Sebelah Mata untuk Pilpres, Suara PDI-P yang Besar Jadi Daya Tawar Berkoalisi

Kompas.com - 05/06/2022, 14:48 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, besar kemungkinan PDI Perjuangan (PDI-P) tidak akan ditinggalkan partai politik lain yang telah membentuk koalisi sendiri, meski akhirnya tetap mengusung Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dalam Pilpres 2024.

Dedi beranggapan, PDI-P cukup leluasa menentukan dengan siapa akan berkoalisi.

Sementara di sisi lain, Puan adalah sosok yang tidak bisa dipandang sebelah mata meski elektabilitasnya rendah.

Baca juga: Tak Masalah Puan Dinilai Lebih Populer dari Ganjar, Ganjarist: Yang Penting Elektabilitasnya Lebih Tinggi

"Puan Maharani ini tidak bisa dilihat sebelah mata, satu sisi dia punya kunci, tentang soliditas di tingkatan internal. Sisi yang lainnya, suara PDI-P cukup besar dan ini saya kira akan jadi daya tawar yang cukup menarik bagi mitra koalisi, kalau berkoalisi dengan PDI-P," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/6/2022).

Dedi melanjutkan, jika kelak berkoalisi, PDI-P akan bekerja sama dengan Partai Gerindra.

Untuk itu, suara-suara dukungan pasangan calon (Paslon) dari koalisi itu adalah Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Puan. Begitu juga sebaliknya, Puan diusung sebagai capres dan cawapresnya adalah Prabowo.

"Kalau kemudian PDI-P komitmen dengan Partai Gerindra, kemudian terjadi pengusungan Puan Maharani-Prabowo Subianto atau Prabowo Subianto dengan Puan Maharani, atau dengan kader yang lain, tetapi tetap bersumber dari dua partai politik ini, maka sebetulnya itu sudah punya peluang yang cukup agresif," jelas Dedi.

Baca juga: Survei IPO: Prabowo Tokoh Terpopuler, Puan Ungguli Ganjar

Sementara itu, Dedi juga melihat bahwa PDI-P tetap akan mengusung Puan dalam Pilpres untuk menghindari perpecahan atau munculnya faksi-faksi di internal.

Pasalnya, Puan adalah trah dari Megawati. Jika kader lain yang bukan trah Megawati diusung, maka jelas akan terlihat perpecahan di tubuh partai berlambang banteng moncong putih itu.

"Katakanlah ada kader lain yang lebih menonjol, meskipun sebenarnya tidak signifikan karena Puan faktanya juga punya akses secara nasional begitu, terusung oleh PDI-P, maka konsolidasi di tingkat internal itu bisa saja rapuh. Karena tren pemilih PDI-P atau kader PDI-P itu kuat karena faktor ibu Megawati Soekarnoputri," ucapnya.

"Jadi maksudnya adalah suara PDI-P itu bisa bulat kalau yg diusung adalah trah Megawati, bukan kader yang lain," sambung dia.

Baca juga: Puan Dinilai Tak Menarik bagi Parpol Lain, PDI-P Mesti Lakukan Pergerakan

Sebagai informasi, hingga kini, PDI-P belum memutuskan siapa yang akan diusung dalam Pilpres 2024.

Namun, sejauh ini nama-nama yang beredar akan menjadi capres dari PDI-P adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa seluruh keputusan terkait pencapresan dari PDI-P berada di tangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Urusan capres itu Bu Mega. PDI Perjuangan saat ini bagaikan air mengalir. Dalam perumpaan saya, bagaikan air yang mengalir. Yang mengalir untuk pertanian rakyat bukan ke laut yang penuh dengan gelombang," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/6/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com