Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Hamzah Haz, Jalan Panjang Sang Aktivis hingga Jadi Wapres RI

Kompas.com - 31/05/2022, 10:16 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Hamzah Haz merupakan seorang politikus dan Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.

Dia menjabat pada periode 2001-2004 mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri.

Hamza lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, pada 15 Februari 1940.

Bakat Hamzah di bidang organisasi disebut sudah muncul sejak sekolah menengah pertama (SMP). Dia kemudian lulus dari Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Pontianak pada 1961, dan sempat menjadi wartawan surat kabar Pontianak, Harian Bebas, serta menjadi Pemimpin Umum Harian Berita Awau.

Setelah itu Hamzah merantau ke Yogyakarta melanjutkan pendidikan di Akademi Koperasi. Di sana dia memperlihatkan kepiawaiannya dalam berorganisasi dengan menjadi aktivis di Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalbar di Yogyakarta. Dia pernah menjadi ketua organisasi itu pada periode 1962 sampai 1965.

Baca juga: HUT ke-75 RI, Hamzah Haz Ajak Masyarakat Implementasikan Nilai-nilai Pancasila

Pada 1965, Hamzah kembali ke Pontianak dan meneruskan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura mengambil jurusan ekonomi perusahaan. Dia kemudian menjadi ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Kalbar pada 1965 sampai 1971.

Selain itu, Hamzah juga menjadi Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Konsulat Pontianak. Dia kemudian mewakili Angkatan 66 dan diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Barat mewakili Partai Nahdlatul Ulama.

Ketika Partai NU melebur ke dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 1971 akibat kebijakan fusi dan penyederhanaan partai politik, Hamzah tetap melanjutkan kiprahnya di dunia politik. Dia juga terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Kalbar pada 1971.

Karier politiknya di PPP terus menanjak dan kemudian dilantik menjadi Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PPP Kalbar hingga 1982. Dia terus berkecimpung di dunia politik sebagai anggota DPR sampai 1990-an, yakni menjadi Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan selama dua periode, yaitu 1992-1997 dan 1997-1998.

Baca juga: Usai Mencoblos, Ini Pesan Mantan Wapres Hamzah Haz untuk Pemimpin Terpilih

Pasca reformasi 1998 dan berakhirnya pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Presiden Suharto, Hamzah kemudian diajak masuk ke dalam kabinet.

Pada masa pemerintahan Presiden Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, Hamzah diangkat menjadi Menteri Negara Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Hamzah memutuskan mengundurkan diri pada 10 Mei 1999 karena menaati peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang melarang menteri berkampanye. Saat itu Hamzah yang menjadi Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP berkampanye untuk PPP menjelang Pemilu 1999.

Pada era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Hamzah diangkat menjadi Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan pada 29 Oktober 1999. Namun, satu bulan kemudian Hamzah memilih mengundurkan diri dengan alasan ingin berkonsentrasi di PPP.

Baca juga: PDI-P Ingin Jokowi dan Cawapresnya Kompak seperti Megawati-Hamzah Haz

Hamzah kemudian terpilih menjadi wakil presiden ke-9 pada 26 Juli 2001 setelah unggul dalam tiga putaran pemilihan yang dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Dia mengungguli Akbar Tanjung, Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, dan Siswono Yudo Husodo dan terpilih mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com