Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diajak Gabung KIB, PKS: Bebas dan Lepas, tetapi Jangan ‘Dikunci’

Kompas.com - 29/05/2022, 22:46 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Partai (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al-Habsyi menyatakan, PKS mempersilakan apabila ada partai lain yang mengajak berkoalisi.

Hal itu disampaikan Aboe merespons pernyataan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) yang mengajak PKS bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

“Ajakan siapa saja boleh. Welcome PKS, tetapi tidak boleh dikunci. PKS bebas dan lepas, kalau mau ajak silakan. Tetapi PKS jangan kunci,” kata Aboe dalam konferensi pers usai perayaan Milad ke-20 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (29/5/2022).

Baca juga: Zulkifli Hasan Ajak PKS Gabung ke Koalisi Indonesia Bersatu

Kendati terbuka terhadap koalisi partai, Aboe mengatakan bahwa PKS akan melihat dulu koalisi yang layak.

Ia beralasan bahwa PKS akan menjadi pengusung, bukan pendukung. Sehingga, PKS akan melihat koalisi yang layak.

“Silakan kami akan lihat siapa yang paling layak, kami pengusung bukan pendukung. Kami juga tidak mau lagi ada di luar pemerintahan. Kita rebut dengan kemenangan,” ucap dia.

Baca juga: Cari Jodoh untuk Pemilu 2024, Sekjen PKS: Pak Muhaimin, Pak Anies, Pak Sandi Jangan Kaget kalau Dilamar

Diberitakan, Zulhas mengajak PKS bergabung ke KIB yang beranggotan PAN, Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Hal itu disampaikan Zulhas dalam acara peringatan ulang tahun atau milad ke-20 yang dihadiri belasan ribu anggota dan simpatisan PKS di Istora Senayan Jakarta, Minggu, (29/5/2022).

“Kami Golkar dan PPP mencoba membuat Koalisi Indonesia Bersatu ya, itu coba maksudnya mudah-mudahan PKS bisa bersama-sama, maksudnya itu jangan dua lagi, calonnya jangan dua lagi Pilpres besok,” ujar Zulhas saat mengisi sambutannya.

Zulhas menuturkan, PAN bersama Golkar dan PPP menawarkan dan telah menyediakan titik tengah atau jalan tengah untuk pemilihan umum (pemilu) 2024.

Menurut dia, Indonesia sebagai negara yang besar hanya bisa maju jika ada kolaborasi bersama-bersama untuk menyediakan berbagai macam pilihan.

“Kita pengap hari-hari ini, atmosfer kita akhir-akhir ini tidak produktif akibat mungkin salah satu sebabnya Pilpres kemarin itu hanya dua pasang,” papar Zulhas.

“Karena Pilpres cuma dua pasang, masing-masing pendukung mati-matianan membela kandidatnya dan meniadakan kandidat yang lain. Oleh karena itu, kami mencoba, Pak Anies, Cak Imin, mudah-mudahanan kita bisa bareng-bareng ya,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com