JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafly Amar meminta mahasiswa dan pihak kampus ikut melawan paham radikal terorisme.
Boy mengatakan hal ini dalam kuliah umum yang diadakan di Aula Fatmawati Soekarno, Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta, Selasa (25/5/2022).
"Perang melawan paham radikal terorisme membutuhkan dukungan dari semua pihak terutama kampus, karena apa pun kekerasan dalam kata dan tindakan bertentangan dengan ideologi dan nilai luhur bangsa," kata Boy dalam keterangan tertulis, Rabu (25/5/2022).
Baca juga: BNPT dan Lemhannas Inggris Perkuat Kerja Sama Penanggulangan Terorisme
Adapun kegiatan ini mengusung tema "Mencegah Intoleransi, Terorisme, dan Radikalisme Masa Kini dan yang Akan Datang".
Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Umum Yayasan Pendidikan Soekarno Marhaendra Soekarno, Rektor Universitas Bung Karno Didik Suhariyanto, dan sejumlah civitas akademika UBK.
Boy juga memaparkan bahwa kemitraan BNPT dengan UBK dan beberapa kampus telah dilakukan.
Hal itu maksudkan agar tercipta ketahanan masyarakat kampus dari pengaruh dan paham radikal terorisme yang berbasis kekerasan.
Dengan demikian, kata dia, pengaruh masif dari radikalisme teroris bisa disadari oleh dunia kampus.
Selanjutnya, jenderal bintang tiga itu juga menyampaikan, kampus adalah bagian terdepan dalam membangun semangat perlawanan terhadap ideologi yang tidak sejalan dengan ideologi bangsa.
"Tugas BNPT adalah mengingatkan semua pihak membangun kesepahaman, kebersamaan melawan ideologi terorisme, karena itu biasanya jika ada kampus yang teridentifikasi bisa diantisipasi atas dasar kerjasama dengan kalangan civitas akademika," ucap Boy.
Baca juga: Cegah Paham Radikal Terorisme di Kalangan Mahasiswa, BNPT Kerja Sama dengan Pihak Kampus
Maka dari itu, kata dia, UBK sebagai perguruan tinggi yang mengajarkan ajaran Bung Karno dalam memahami upaya membangun pemahaman, pengetahuan, dan kesadaran agar semakin lebih tumbuh dan berkembang rasa cinta Tanah Air serta patriotisme. Harus bisa menjangkau spektrum masyarakat yang lebih luas.
"Pemahaman spiritual ketuhanan yang lebih berkeadaban dalam turut serta membangun karakter bangsa sesuai cita-cita para Founding Fathers yaitu Pancasila dengan skala yang lebih luas baik secara kompetensi dan kuantitas agar terus lestari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai dan muliakan," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.