Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Ketidakpastian Global Hampir Setiap Hari Terus Berubah

Kompas.com - 24/05/2022, 19:10 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, kondisi ketidakpastian global saat ini terus berubah.

Perubahan itu terjadi hampir setiap hari sehingga membawa dampak bagi kondisi ekonomi di banyak negara.

"Situasi sekarang ini adalah situasi yang tidak mudah. Situasi yang sangat sulit dan itu dialami oleh semua negara. Kita semuanya harus memiliki kepekaan, sense of crisis mengenai keadaan kita dan semua negara sekarang ini," ujar Jokowi saat memberikan sambutan pada evaluasi Gerakan Aspirasi Cinta Produk Dalam Negeri yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (24/5/2022).

"Kita tahu ketidakpastian Global sekarang ini hampir setiap hari berubah-ubah terus. Begitu Covid-19 selesai, semua negara sebetulnya merencanakan. Bagaimana pemulihan ekonominya. Tetapi banyak yang belum selesai muncul perang di Ukraina dan Rusia," jelasnya.

Baca juga: Pengamat Sebut Jokowi Mestinya Copot Mendag, Bukan Minta Luhut Urus Minyak Goreng

Merujuk kepada kondisi di atas, Presiden ingin semua pemangku kepentingan punya pemahaman sama terkait situasi global.

Dia lantas mengingatkan dampak krisis global sudah terjadi.

"Problem sekarang ini ada dua yang berat. Urusan energi, artinya apa, BBM, bensin, gas, listrik. Yang kedua pangan. Di seluruh negara di manapun dua persoalan ini menjadi masalah besar," ungkapnya.

Jokowi mengungkapkan tingginya kenaikan harga bensin di sejumlah negara.

Dia menyebutkan, di Singapura sekarang harga BBM setara dengan Rp 32.000 per liter.

Kemudian di Jerman Rp 31.000 per liter. Di Thailand harga bensin Rp 20.000 per liter.

"Kita ini pertalite masih Rp 7.650, Pertamax Rp12.500. (Negara) yang lain sudah jauh sekali. Kenapa harga kita masih seperti ini, ya karena kita tahan terus," jelas Jokowi.

Menahan yang Jokowi maksud yakni memberikan subsidi harga. Akan tetapi presiden mengingatkan bahwa besaran anggaran yang digunakan sebagai subsidi akan semakin besar.

"Sampai kapan kita bisa menahan ini? ini pekerjaan kita bersama-sama. Sehingga saya minta kementerian, lembaga, pemerintah daerah, sekali lagi memiliki sense yang sama. Berat, menahan harga seperti itu berat," tegas Jokowi.

Baca juga: Jokowi: Harga BBM di Indonesia Jauh Lebih Murah karena Pemerintah Terus Menahan

Kepala Negara melanjutkan, di sisi pangan saat ini harga beras di Indonesia rata-rata masih Rp 10.700 per kilogram.

Dia mengungkapkan, di berbagai negara lain kenaikan terjadi begitu tinggi, yakni 30 - 60 persen.

"Dan inflasi larinya kalau sudah semua barang naik, naik, naik artinya kenaikan inflasi pasti terjadi. Di Amerika itu nggak pernah lebih dari 1 persen, sekarang coba dilihat Amerika itu sudah di angka 8,3 persen. Itu berapa kali lipat," jelas Jokowi.

"Turki bahkan sudah mencapai hampir 70 persen bayangkan. Kita masih di 3 persen. Alhamdulillah masih di 3,5 persen patut kita syukuri," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com