JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, kondisi ketidakpastian global saat ini terus berubah.
Perubahan itu terjadi hampir setiap hari sehingga membawa dampak bagi kondisi ekonomi di banyak negara.
"Situasi sekarang ini adalah situasi yang tidak mudah. Situasi yang sangat sulit dan itu dialami oleh semua negara. Kita semuanya harus memiliki kepekaan, sense of crisis mengenai keadaan kita dan semua negara sekarang ini," ujar Jokowi saat memberikan sambutan pada evaluasi Gerakan Aspirasi Cinta Produk Dalam Negeri yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (24/5/2022).
"Kita tahu ketidakpastian Global sekarang ini hampir setiap hari berubah-ubah terus. Begitu Covid-19 selesai, semua negara sebetulnya merencanakan. Bagaimana pemulihan ekonominya. Tetapi banyak yang belum selesai muncul perang di Ukraina dan Rusia," jelasnya.
Baca juga: Pengamat Sebut Jokowi Mestinya Copot Mendag, Bukan Minta Luhut Urus Minyak Goreng
Merujuk kepada kondisi di atas, Presiden ingin semua pemangku kepentingan punya pemahaman sama terkait situasi global.
Dia lantas mengingatkan dampak krisis global sudah terjadi.
"Problem sekarang ini ada dua yang berat. Urusan energi, artinya apa, BBM, bensin, gas, listrik. Yang kedua pangan. Di seluruh negara di manapun dua persoalan ini menjadi masalah besar," ungkapnya.
Jokowi mengungkapkan tingginya kenaikan harga bensin di sejumlah negara.
Dia menyebutkan, di Singapura sekarang harga BBM setara dengan Rp 32.000 per liter.
Kemudian di Jerman Rp 31.000 per liter. Di Thailand harga bensin Rp 20.000 per liter.
"Kita ini pertalite masih Rp 7.650, Pertamax Rp12.500. (Negara) yang lain sudah jauh sekali. Kenapa harga kita masih seperti ini, ya karena kita tahan terus," jelas Jokowi.
Menahan yang Jokowi maksud yakni memberikan subsidi harga. Akan tetapi presiden mengingatkan bahwa besaran anggaran yang digunakan sebagai subsidi akan semakin besar.
"Sampai kapan kita bisa menahan ini? ini pekerjaan kita bersama-sama. Sehingga saya minta kementerian, lembaga, pemerintah daerah, sekali lagi memiliki sense yang sama. Berat, menahan harga seperti itu berat," tegas Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Harga BBM di Indonesia Jauh Lebih Murah karena Pemerintah Terus Menahan
Kepala Negara melanjutkan, di sisi pangan saat ini harga beras di Indonesia rata-rata masih Rp 10.700 per kilogram.
Dia mengungkapkan, di berbagai negara lain kenaikan terjadi begitu tinggi, yakni 30 - 60 persen.
"Dan inflasi larinya kalau sudah semua barang naik, naik, naik artinya kenaikan inflasi pasti terjadi. Di Amerika itu nggak pernah lebih dari 1 persen, sekarang coba dilihat Amerika itu sudah di angka 8,3 persen. Itu berapa kali lipat," jelas Jokowi.
"Turki bahkan sudah mencapai hampir 70 persen bayangkan. Kita masih di 3 persen. Alhamdulillah masih di 3,5 persen patut kita syukuri," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.