Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Penggunaan Teknologi untuk Pemilu 2024 Jangan Sampai Hanya untuk Gaya-gayaan

Kompas.com - 23/05/2022, 08:17 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 perlu dimaksimalkan guna mengantisipasi jatuhnya korban jiwa dari petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). 

Seperti halnya Pemilu 2019, pemilu yang akan datang juga akan dilangsungkan secara serentak. Dengan demikian, berpotensi membuat kerja-kerja petugas KPPS kian meningkat. 

Meski demikian, kesiapan masyarakat dan jaringan internet yang kuat di daerah juga perlu diperhatikan. Di samping itu, ada beberapa aspek yang harus ditekankan untuk memastikan penggunaan teknologi informasi tidak menyimpang dari ketentuan yang telah diatur UU.

Berdasarkan catatan Kompas.com dari pemberitaan sebelumnya, ada 894 petugas yang tutup usia dan 5.175 petugas yang sakit selama penyelenggaraan Pemilu 2019. Beban kerja yang tinggi disinyalir menjadi salah satu penyebabnya.

Dari data tersebut, pemanfaatan Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik (Sirekap) dinilai menjadi sangat penting guna meringankan beban kerja petugas KPPS.

Baca juga: Penerapan Teknologi pada Pemilu Diminta Dibarengi Kesiapan Masyarakat

Komisioner KPU Idham Kholik menyatakan, pihaknya berencana untuk menyerahkan hasil pemungutan suara melalui format digital.

"Ke depan, Sirekap akan digunakan dengan harapan memangkas waktu sehingga rekan-rekan dalam penyerahan hasil perolehan suara bisa melalui format digital. Tentunya dalam hal ini adalah PDF, sehingga tidak bisa diubah-ubah," ungkap Idham dalam diskusi virtual Kode Inisiatif pada Minggu (22/5/2022).

Ia mengatakan, ada lima kotak atau lima jenis surat suara yang akan dipilih oleh pemilih pada pemilu yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang matang guna menekan tingkat kelelahan petugas.

"Sehingga, kami dituntut untuk mendesain formulir yang lebih aplikatif atau user friendly. Sehingga, rekan-rekan KPPS atau badan ad hoc tidak merasa kesulitan," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Hurriyah mengatakan, pemanfaatan teknologi informasi tidak boleh hanya serta-merta bermanfaat bagi petugas pemilu, tetapi juga pemilih.

"Bukan kemudian mengabaikan gitu ya atau mengesampingkan semuanya demi penggunaan teknologi. Karena kalau kayak gitu, artinya teknologi bukan ditujukan untuk memudahkan, tetapi semata-mata untuk gaya-gayaan," ucap Hurriyah.

Baca juga: KPU Diingatkan Pakai Teknologi pada Pemilu Bukan untuk Gaya-gayaan

Selain itu, ia juga menyoroti keamanan data pemilih. Penyelenggara pemilu, kata dia, juga harus mengantisipasi segala potensi ancaman keamanan dan mempersiapkan langkah pencegahan.

"Ini juga menjadi sangat penting. Apalagi yang namanya teknologi sekarang begitu ya. Hackers dan lain sebagainya, itu kan yang mereka luar biasa. Kita harus selalu bahwa akan ada peluang penyalahgunaan sebuah teknologi, akan ada pihak-pihak yang mungkin ingin mengacaukan atau mengganggu penggunaan teknologi," pesan Hurriyah.

Sementara itu, Peneliti Konsultasi dan Demokrasi (Kode) Inisiatif Ihsan Maulana mengingatkan, kesiapan masyarakat dalam penggunaan teknologi informasi juga harus dipertimbangkan. 

Penyelenggara pemilu perlu membangun kepedulian masyarakat pemilih sehingga mereka mampu dan paham dalam mengoperasikan teknologi yang ada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com