JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Padjajaran, Idil Akbar, memperkirakan koalisi Indonesia Bersatu yang dibentuk Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kemungkinan besar akan melirik sosok lain di luar kalangan mereka buat diusung sebagai calon presiden 2024.
"Nama-nama seperti Ganjar Pranowo menurut saya juga akan jadi masuk pertimbangan, Anies Baswedan juga akan masuk pertimbangan. Bahkan mungkin Prabowo dan sebagainya jika memang mereka juga bisa menarik perahu gerindra dalam koalisi," kata Idil saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/5/2022).
Meski sampai saat ini Partai Golkar menyatakan akan mengusung Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai calon presiden 2024, tetapi menurut Idil hal itu bukan harga mati bagi koalisi itu.
"Tentu saja koalisi ini bagaimanapun menginginkan bahwa calon yang mereka usung itu akan bisa menjadi presiden nantinya di 2024. Maka dari itu tentu saja mereka melihat mempertimbangkan juga beberapa calon lain yang punya kans besar, punya potensi elektabilitas besar untuk kemudian kompetitif di dalam pencalonan di 2024," ujar Idil.
Tingkat elektabilitas Airlangga pun saat ini masih terpaut jauh dari sejumlah tokoh-tokoh lain yang diprediksi bakal meramaikan bursa calon presiden.
Dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia pada rentang 14 sampai 19 April 2022, elektabilitas Airlangga masih kurang menjanjikan.
Menurut survei itu, dari 100 persen responden, ada 35 persen yang menyatakan mengetahui sosok Airlangga. Sedangkan dari segi ketertarikan, tercatat ada 67 persen responden yang suka dengan sosok Airlangga.
Baca juga: Waketum PPP Sebut Koalisi Indonesia Bersatu Terbuka Usung Capres-Cawapres Non-parpol
Survei itu dilakukan dengan tatap muka dengan sampel sebanyak 1,220 orang, dengan metode multistage random sampling.
Idil mengatakan, jika Airlangga memang berniat maju sebagai capres 2024 dari, dia yang harus memastikan memang sebagai kandidat potensial dengan menunjukkan tingkat elektabilitas yang cukup memadai dan kompetitif dengan calon lainnya.
Jika elektabilitas Airlangga tak kunjung terdongkrak, menurut Idil bisa saja dia memberi jalan kepada calon yang lebih berpotensi menang untuk diusung. Sedangkan Airlangga kemudian dipasangkan dengan sang kandidat sebagai cawapres.
"Tetapi sejauh yang saya baca, memang agak terbatas untuk alternatif untuk siapa calon presiden nantinya ketika memang Airlangga tidak bisa menunjukkan potensi elektabilitas yang besar untuk memenangkan kursi presiden di 2024," ucap Idil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.