Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari 18 Kasus Diduga, 7 Dipastikan Tak Terkait Hepatitis Akut

Kompas.com - 13/05/2022, 17:49 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Sulianti Saroso, Mohammad Syahril mengatakan, dari 18 kasus yang diduga terjangkit Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya, sebanyak tujuh kasus di antaranya dipastikan tak terkait Hepatitis Akut.

Dengan demikian, saat ini, ada 11 kasus yang diduga Hepatitis Akut di Indonesia.

"7 kasus discarded/disingkirkan dari diagnosis Hepatitis Akut karena ternyata Hepatitis A, ada Hepatitis B kemudian ada ternyata demam berdarah tinggi dan 2 kasus lagi usianya di atas 16 tahun," kata Syahril dalam konferensi pers secara virtual bersama Kemenkes, Jumat (13/5/2022).

Baca juga: Hepatitis Akut Misterius, Orangtua Mengaku Takut karena Kasusnya Makin Banyak

Syahril mengatakan, dari 11 kasus diduga, sembilan kasus berstatus pending klasifikasi, satu kasus probable, dan satu kasus dalam proses verifikasi.

Ia juga mengatakan, 18 kasus diduga Hepatitis Akut tersebut terdeteksi di tujuh provinsi yaitu, Sumatera Barat sebanyak satu kasus dengan status pending klasifikasi, Sumatera Utara satu kasus dengan status pending klasifikasi, Kepulauan Bangka Belitung satu kasus dengan status discarded/disingkirkan dari diagnosis Hepatitis Akut,

Kemudian, DKI Jakarta sebanyak satu kasus probable, lima pending klasifikasi, lima discarded dari Hepatitis Akut, satu menunggu hasil pemeriksaan, Jawa Timur satu kasus dengan status pending klasifikasi dan Kalimantan Timur satu kasus dengan status discarded.

"Dari 18 kasus ini, pasien yang meninggal tujuh orang dan hidup 11 orang," ujarnya.

Syahril melanjutkan, dari segi usia pasien didominasi anak usia 5-9 tahun sebanyak 6 orang, usia 10-14 tahun sebanyak 4 orang, usia 0-4 tahun sebanyak 4 orang dan usia 15-20 tahun sebanyak 4 orang.

Baca juga: Waspada Hepatitis Akut Misterius, RSPI Sulianti Saroso Siapkan Sumber Daya hingga Sarana dan Prasarana

Kemudian, ia mengatakan, gejala yang timbul dari 18 kasus tersebut di antaranya, demam, mual, muntah, hilang nafsu makan, diare akut, malaise (lemah dan lesu), nyeri otot, kuning di mata, gatal-gatal.

"Kemudian urin seperti air teh dan juga ada perubahan warna feses dan sesak nafas tidak ditemukan dalam penyakit ini," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com