Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Seoul, Megawati Sebut Dialog Kebudayaan Jadi Kunci Korea Bersatu

Kompas.com - 11/05/2022, 16:35 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri meyakini bahwa kelak Korea Selatan dan Korea Utara akan bersatu.

Hal itu diyakininya dengan mengaitkan semboyan dalam bahasa Sansekerta yaitu Satyameva Jayate.

Adapun harapan itu diungkapkan Megawati dalam pidatonya setelah menerima gelar profesor kehormatan dari Seoul Institute of the Arts (SIA) Korea Selatan, Rabu (11/5/2022).

"Satyameva jayate, artinya suatu saat kebenaran itu akan terbukti, artinya suatu saat Korea akan jadi Korea," kata Megawati sembari menahan tangis, dikutip siaran YouTube PDI Perjuangan, Rabu.

Baca juga: Istimewanya Nama Megawati di Korea: Utusan Perdamaian, Gelar Kehormatan, dan Warisan Seokarno

Megawati menjelaskan, harapan bersatunya Korea baru bisa terwujud jika upaya-upaya damai telah dilakukan.

Ia pun menyarankan upaya perdamaian dilakukan melalui dialog di semenanjung Korea.

"Kuncinya persoalan di semenanjung Korea harus diselesaikan melalui jalan dialog, jalan kebudayaan, jalan yang meretas kepercayaan dan penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan," jelas Megawati.

Presiden ke-5 RI itu mengatakan, Korea Selatan dan Korea Utara memiliki kebudayaan yang sama.

Dia bahkan meyakini, rakyat Korea adalah satu bangsa dan satu jiwa sehingga ingin pula bersatu.

"Hal itu saya yakini, saya yakini juga menjadi dambaan seluruh bangsa Korea," ucapnya.

Adapun Megawati diyakini turut andil dalam upaya perdamaian Korea Selatan dan Korea Utara.

Hal itu diyakini sehingga Seoul Institute of the Arts Korea Selatan menganugerahi Megawati gelar profesor kehormatan.

Baca juga: Tangis Haru Megawati Jadi Orang Pertama Asia yang Raih Gelar Profesor Kehormatan Seoul Institute of the Arts Korsel

Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, kontribusi dan komitmen kemanusiaan yang dimiliki Megawati dalam perjuangan mendamaikan konflik Korea Selatan dan Korea Utara menjadi alasan pemberian gelar tersebut.

"Dan SIA, sebelum memberikan gelar profesor kehormatan itu, juga sudah melakukan kajian-kajian terhadap kepemimpinan Megawati dan dedikasinya terhadap kebudayaan," kata Hasto dalam keterangannya, Minggu (8/5/2022).

Tak hanya komitmen kemanusiaan mendamaikan konflik di semenanjung Korea, kata Hasto, Megawati juga dinilai menaruh perhatian besar pada beberapa hal seperti demokrasi, lingkungan dan kebudayaan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Nasional
Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Nasional
Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Nasional
Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Nasional
Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Nasional
Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi kasus APD Covid-19

Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi kasus APD Covid-19

Nasional
Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Nasional
Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Nasional
Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Nasional
Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Nasional
Petugas 'Ad Hoc' Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Petugas "Ad Hoc" Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Nasional
Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Nasional
Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Nasional
Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

Nasib Putusan Sengketa Pilpres 2024 jika Komposisi Hakim Menolak dan Mengabulkan Imbang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com