Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hepatitis Akut pada Anak Dinilai Kecil Kemungkinan Jadi Pandemi, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 11/05/2022, 12:36 WIB
Mutia Fauzia,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, penyakit hepatitis akut yang menjangkiti anak-anak usia di bawah 16 tahun kecil kemungkinan menjadi pandemi.

Untuk diketahui, saat ini di Indonesia terdeteksi 15 anak tertular hepatitis akut misterius.

Dicky menjelaskan, salah satu tanda penyakit yang menyebabkan pandemi adalah virus menyerang tanpa pilih-pilih. Penyebaran virus, rawan bagi semua golongan usia.

Hal itu terjadi lantaran belum terbentuk imunitas di dalam tubuh manusia terkait dengan virus yang menular, seperti halnya awal pandemi Covid-19 lalu.

Baca juga: Bayang-bayang Penyakit Hepatitis Akut Misterius dan Langkah Pencegahan Pemkot Bekasi

Sementara pada hepatitis akut, hingga saat ini yang kasus ditemukan adalah pada anak-anak.

"Kriteria ini enggak masuk, hanya pada anak. Dia epidemi potensinya, bukan pandemi," ujar Dicky saat memberi penjelasan kepada Kompas.com, Rabu (11/5/2022).

Epidemi adalah penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban.

Beda epidemi dan pandemi, yakni epidemi merujuk pada peningkatan angka penyakit di atas normal yang biasanya terjadi secara tiba-tiba pada populasi suatu di area geografis tertentu.

Sementara, pandemi merupakan wabah yang berjangkit secara serempak, meliputi daerah geografis yang lebih luas.

Namun demikian, bukan berarti masyarakat dan pemerintah kemudian abai terhadap penyakit tersebut.

Pasalnya, dampak jangka panjang dari epidemi, terutama yang menyasar pada golongan usia muda bisa berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) di samping faktor mortalitas atau kematian yang tinggi.

Ia pun menekankan pentingnya kesiapan pemerintah terkait dengan penanganan penyakit-penyakit yang mungkin muncul dalam beberapa waktu mendatang.

"Prinsipnya sama, peningkatan deteksi, respons, kapasitas, laboratorium, dan tentuk teknologi dalam hal ini obat dan vaksin," ujar Dicky.

Baca juga: Waspada Hepatitis Akut, Ahli Minta Orangtua Curigai Anak Diare, Muntah, hingga Sakit Perut

Untuk diketahui, berdasarkan data Kemenkes, 15 kasus hepatitis akut terdeteksi di 5 provinsi di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Bangka Belitung.

"11 orang DKI Jakarta, Sumatera Barat 1, Jawa Timur 1, Bangka Belitung 1, dan Jawa Barat 1," kata Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Kompas.com.

Nadia mengatakan, hingga saat ini, tercatat 5 orang pasien dilaporkan meninggal dunia dan sisanya dalam perawatan. Ia mengatakan, rata-rata pasien yang terkena hepatitis akut berusia 1-6 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com