JAKARTA, KOMPAS.com - Harta kekayaan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meningkat Rp 1,2 miliar dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Hal itu tercatat dalam Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) 2021 yang diterbitkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dikutip dari website elhkpn.kpk.go.id, Kamis (5/5/2022), total harta kekayaan Ganjar senilai Rp 11.775.068.380.
Baca juga: Ditahan KPK Lagi, Eks Gubernur Riau Annas Maamun Punya Harta Rp 12,4 miliar pada LHKPN 2013
Sementara pada tahun 2020 total harta kekayaannya adalah Rp 10.525.241.063.
Penambahan harta kekayaan Ganjar terjadi di tiga sektor yaitu kekayaan berupa tanah dan bangunan, alat transportasi dan mesin, serta kas dan setara kas.
Pada tahun 2020, aset tanah dan bangunan miliknya bernilai Rp 2,58 miliar. Kemudian tahun ini, angka itu menjadi Rp 2,62 miliar.
Di sektor alat transportasi dan mesin, Ganjar saat ini punya aset senilai Rp 1,6 miliar. Sedangkan tahun 2020, aset itu bernilai Rp 1,04 miliar.
Baca juga: Gabung Bareng Warga, Ganjar Shalat Idul Fitri Berjemaah di Simpang Lima Semarang
Terakhir penambahan terjadi di sektor kas dan setara kas. Ganjar melaporkan asetnya tahun 2020 itu seharga Rp 6,16 miliar, sementara tahun ini bertambah menjadi Rp 6,82 miliar.
Tanah dan bangunan di Bogor, Purbalingga dan Sleman
Ganjar melaporkan kepemilikan 8 aset tanah dan bangunan yang terletak di Bogor, Jawa Barat, Purbalingga, Jawa Tengah, dan Sleman DIY.
Ia memiliki dua aset tanah dan bangunan di Bogor dengan luas 128 meter persegi/99 meter persegi senilai Rp 665.827.000 dan Rp 615.000.000.
Lantas Ganjar juga membeli tanah dan bangunan 120 meter persegi/21 meter persegi dengan nominal Rp 47 juta dan 278 meter persegi seharga Rp 147 juta di Purbalingga.
Selain itu, Ganjar mendapatkan tanah warisan di Purbalingga seluas 658 meter persegi/56 meter persegi dengan nilai Rp 63 juta.
Baca juga: Ikut Mudik Bareng Warga ke Semarang, Ganjar Cerita Masa Lalunya Naik Kereta Api
Sedangkan asetnya di Sleman berupa dua bangunan dengan luas 34 meter persegi dengan harga masing-masing Rp 510 juta.
Aset transportasi dan mesin