Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI: Silakan Sungkeman Saat Lebaran, tapi Selalu Pakai Masker

Kompas.com - 01/05/2022, 15:57 WIB
Mutia Fauzia,
Khairina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sungkeman adalah salah satu tradisi masyarakat Indonesia yang dilakukan saat hari raya Idul Fitri atau Lebaran.

Ketika sungkeman, seseorang bersimpuh di hadapan orang yang lebih tua dan mencium tangannya sambil mengucapkan kalimat permintaan maaf.

Namun demikian, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini masyarakat akan melakukan sungkeman di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum berakhir.

Baca juga: IDAI Tegaskan Mendukung IDI Jadi Satu-satunya Organisasi Profesi Dokter

Meski jumlah kasus baru secara harian terus turun, namun bukan berarti tidak ada penularan kasus baru setiap harinya.

Salah satu cara untuk mencegah penularan Covid-19 yang dalam dua tahun terakhir kerap digaungkan yakni tak bersalaman hingga menjaga jarak bila bertemu dengan orang lain.

Lalu bagaimana saat melakukan sungkeman pada Lebaran tahun ini?

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, saat sungkeman dilakukan, sangat mungkin terjadi penularan virus Sars-Cov-2 yang merupakan jenis virus dari Covid-19.

Namun demikian, risiko tersebut bisa dicegah selama saat mengantre dan melakukan sungkem, masyarakat tertib menggunakan masker.

"Jadi memang ada risiko penularan untuk sungkem. Kan kita berbaris untuk sungkem pada orang yang dihormati, dalam hal ini ayah atau ibu, nah itu berbaris berisiko karena berdekatan, sungkem juga berisiko," ujar Zubairi kepada Kompas.com, Minggu (1/5/2022).

Baca juga: Ketua PB IDI Jelaskan Alasan Organisasi Profesi Kedokteran Harus Tunggal

"Namun risiko tidak terlalu tinggi. Jadi menurut saya masih bisa, silakan (untuk sungkeman), namun selalu harus pakai masker selama proses antre untuk sungkem dan saat sungkem," lanjut dia.

Ia pun mengatakan, saat tradisi sungkeman berakhir, masyarakat tak boleh lupa untuk mencuci tangan.

Pasalnya, saat sungkeman, tak hanya tangan satu orang saja yang dipegang, namun juga tangan dari banyak kerabat lainnya.

Untuk masker yang digunakan pun Zubairi menyarankan untuk memakai masker jenis N-95 atau KN-95.

"Atau kalau enggak dobel pakai masker bedah yang luarnya biru atau hijau itu," ujar Zubairi.

Ia juga menyarankan agar tradisi sungkem dilakukan di ruangan terbuka seperti halaman.

Namun demikian, bila memang harus dilakukan di dalam rumah, maka harus dipastikan jendela dan pintu dibuka secara keseluruhan.

"Kemudian kalau AC nyala boleh nggak? Boleh, tetapi pintu dan jendela harus tetap dibuka. Kalau ternyata sirkulasi udara di rumah sedikit, kipas angin akan bermanfaat untuk mengurangi konsentrasi virus yang ada di udara sewaktu pintu dan jendela harus selalu dibuka," kata Zubairi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com