Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Dukung Upaya PBB Lakukan Investigasi soal Dugaan Pembantaian di Bucha

Kompas.com - 07/04/2022, 20:12 WIB
Mutia Fauzia,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri mendukung rencana Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk melakukan investigasi independen atas dugaan pembantaian di Bucha, kota kecil pinggiran Ibu Kota Ukraina, Kyiv.

Dugaan pembantaian itu mencuat setelah ditemukannya kuburan massal untuk mengubur warga sipil yang tewas di sebuah halaman gereja di Bucha.

"Indonesia sangat mendukung upaya Sekjen (Sekretaris Jenderal) PBB dan UNHCR untuk membuat sistem independen untuk menelaah kabar terjadinya hal-hal yang diluar kewajaran dalam peperangan di Ukraina," ujar Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah ketika memberikan paparan dalam press briefing yang dilakukan secara virtual, Kamis (7/4/2022).

Ia pun mengutarakan keprihatinannya terhadap situasi kemanusiaan yang terhadi di Ukraina. Menurut dia, timbulnya korban, baik dari masyarakat sipil maupun dari kalangan militer, akibat peperangan yang terjadi di negara tersebut sangat disesalkan.

Baca juga: Kapal Pertamina dari Rusia Sempat Dicegat Greenpeace, Ini Tanggapan Kemenlu

"Indonesia memiliki keprihatinan mendalam atas situasi kemanusiaan yang sekarang terjadi di Ukraina. Korban meninggal apakah itu dari masyarakat sipil atau dari kalangan tentara atau penegak hukum tentu sangat kita sesalkan," kata Faizasyah.

Untuk diketahui, pada Selasa (5/4/2022) lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato di Dewan Keamanan PBB bahwa kejadian mengerikan seperti yang terjadi di Kota Bucha dengan mayat-mayat bergelimpangan, terjadi juga di tempat-tempat lain di negara itu.

Dalam pidato melalui video dan penerjemah, Zelensky mengatakan di kota Bucha, pasukan Rusia menembak orang di jalan, di rumah mereka, dilempar ke sumur dan ditindas dengan tank-tank di jalan "untuk kesenangan" mereka.

Presiden Ukraina itu juga menunjukkan video berurasi sekitar semenit yang menunjukkan mayat warga Ukraina, sebagian terbakar dan badan-badan yang tidak utuh.

"Di mana keamanan yang harus dijamin oleh Dewan Keamanan," tanya Zelensky.

"Di mana perdamaian? Di mana jaminan yang harus diberikan oleh PBB?" tambah dia.

Baca juga: Uni Eropa Bahas Kemungkinan Larangan Minyak Rusia Pekan Depan

Zelensky juga mengatakan dunia belum melihat kejahatan perang lebih lanjut yang dilakukan militer Rusia di bagian lain Ukraina selain Bucha.

"Secara geografis mungkin berbeda, namun kekejamannya sama, kejahatannya sama dan pertanggung jawaban tidak bisa dihindari," katanya.

Dia menuntut pertanggungjawaban Rusia dan mengatakan negara itu harus dibawa ke mahkamah kejahatan internasional seperti yang dilaksanakan di Nuremberg setelah Perang Dunia Kedua.

"Pembantaian di Bucha adalah satu dari banyak contoh yang dilakukan Rusia dalam 41 hari terakhir,” kata Zelensky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com