Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis dan Gelombang Protes di Sri Lanka, Kemenlu Pastikan WNI dalam Kondisi Aman

Kompas.com - 07/04/2022, 19:00 WIB
Mutia Fauzia,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu RI) memastikan keamanan warga negara Indonesia (WNI) di Sri Lanka yang saat ini sedang berada dalam kondisi krisis ekonomi.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu Judha Nugraha memaparkan, KBRI Kolombo telah melakukan pendataan dan pemantauan di lokasi-lokasi di mana WNI bertempat tinggal di Sri Lanka.

"KBRI Kolombo sudah melakukan pendataan dan pemantauan di lokasi-lokasi WNI berada. Alhamdulillah tidak ada WNI yang terancam keselamatan dan kelangsungan hidupnya akibat krisis yang berlangsung saat ini," ujar Judha saat memberikan paparan pada press briefing yang dilakukan secara virtual, Kamis (7/4/2022).

Baca juga: 26 Menteri Sri Lanka Mengundurkan Diri Usai Dihantam Krisis Ekonomi

Untuk diketahui, Sri Lanka saat ini sedang mengalami krisis valuta asing yang membuat negara di wilayah Asia Selatan tersebut harus melakukan devaluasi mata uang dan menekan pembayaran untuk impor penting seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.

Buntut dari krisis ekonomi parah tersebut adalah mundurnya 26 menteri sehingga hanya menyisakan Presiden Gotabaya Rajapaksa dan kakak laki-lakinya, Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa di kursi kabinet.

Judha mengatakan, berdasarkan data KBRI Kolombo, saat ini terdapat 232 WNI yang tinggal dan menetap di Sri Lanka.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, KBRI Kolombo pun membuka layanan kekonsuleran secara daring.

"Sehingga memudahkan warga negara kita untuk mendapat akses layanan di tengah kelangkaan bahan bakar di Sri Lanka," ujar Judha.

Di sisi lain, KBRI Kolombo juga menyiapkan pasokan logistik untuk WNI setempat.

Sri Lanka sendiri sempat mengumumkan lockdown nasional selama 36 jam pada Sabtu (2/4/2022) dan mengerahkan pasukan dalam wewenang baru di bawah keadaan darurat, untuk memadamkan protes terhadap presiden, kerabatnya, dan bahkan dukunnya yang paling terpercaya

Baca juga: Sri Lanka Update: Pasca-gelombang Protes, Parlemen Akan Gelar Sidang Penentuan Nasib Pemerintah

Pasalnya, pada Kamis (31/3/2022) malam terjadi kerusuhan di luar rumah pribadi presiden yang menuntut dia untuk mundur.

Untuk mengantisipasi kemungkinan protes-protes lanjutan, KBRI Kolombo juga telah meminta WNI untuk berhati-hati dan menghindari kerumunan masa.

"Menyusul kerusuhan 31 maret lalu dan kemungkinan protes-protes lanjutan sudah memberi imbauan kepada WNI oleh KBRI untuk hatihati dan menghindari kerumunan massa dan segera melapor ke KBRI jika terjadi situasi darurat dan dapat kami sampaikan nomor hotline KBRI +94-772-773-123," ucap Judha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com