Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Kiprah Politik M Taufik yang Dicopot dari Kursi Wakil Ketua DPRD DKI

Kompas.com - 05/04/2022, 16:21 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pencopotan politikus senior Partai Gerindra, Muhammad Taufik, dari posisi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta mengejutkan banyak kalangan. Bersamaan dengan hal itu, Taufik juga dirumorkan hendak mengundurkan diri dari Partai Gerindra dan pindah ke partai politik lain.

Sepak terjang Taufik di Partai Gerindra sudah berlangsung selama 13 tahun. Dia dan Wakil Gubernur DKI Jakarta merupakan pendiri Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta.

Posisi Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta yang sebelumnya dijabat oleh Taufik kini juga beralih ke tangan Riza.

Taufik lahir di Jakarta pada 3 Januari 1957. Dia adalah sosok politikus yang sempat bergabung dengan sejumlah organisasi.

Baca juga: DPD Gerindra Sebut Pencopotan M Taufik sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Perintah DPP Partai

Posisi dalam sejumlah organisasi yang pernah dijabat oleh Taufik adalah Sekjen Serikat Pekerja Maritim Indonesia, Ketua SPSI Pelabuhan Tanjung Priok, Himpunan Mahasiswa Islam Jakarta, Ketua Senat Mahasiswa Universitas Jayabaya, Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Universitas Jayabaya, Ketua Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional-Indonesia (PRSSNI) DKI Jakarta, dan Ketua Pusat Pengkajian Jakarta (PPJ).

Selain itu, Taufik juga tercatat sebagai Bendahara Umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta.

Sebelum bergabung dengan Partai Gerindra, Taufik pernah berkiprah di Partai Golkar dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) pada 1998-1999.

Menurut data yang dikutip dari situs Pusat Kajian Politik (Puskapol) Universitas Indonesia (UI) terkait perolehan suara anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta pada 2019, Taufik mendapatkan 21.624 suara dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta 3.

Baca juga: M Taufik Sukses Menangkan Jokowi dan Anies di Jakarta, Hengkangnya Diprediksi Merugikan Gerindra

Karier politik Taufik di Partai Gerindra memang melesat. Contohnya dalam Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu, Taufik berhasil turut memenangkan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok).

Sedangkan pada 2017, Taufik yang saat itu masih menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta berhasil membawa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Selain itu, Taufik juga dinilai berhasil menggenjot perolehan suara dan jumlah kursi Partai Gerindra di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. Lantas dia juga dipercaya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI 2014-2019 dan kemudian dilanjutkan pada periode 2019.

Terjerat korupsi

Di samping keberhasilannya dalam karier politik, Taufik juga punya sisi kontroversial. Dia pernah terjerat kasus korupsi pengadaan barang dan alat peraga Pemilu 2004 saat menjabat sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.

Dia merugikan negara Rp 488 juta dalam perkara itu. Dalam kasus itu, Taufik divonis 18 bulan penjara pada 27 April 2004.

Lantas pada 2018, Taufik menggugat KPU DKI Jakarta ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP). Menurut dia, KPU DKI tidak menjalankan putusan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terkait dengan majunya mantan narapidana kasus korupsi sebagai calon legislatif dalam pemilihan legislatif atau Pileg 2019.

Baca juga: Singgung Jasanya Besarkan Gerindra DKI, M Taufik: Kursi DPRD Nambah Terus

Alhasil, Taufik tetap maju sebagai calon legislatif pada Pemilu 2019 dan berhasil meraup lebih dari 20.000 suara.

Nama Taufik juga sempat terseret dalam kasus dugaan korupsi pengadaan tanah di Munjul, Jakarta Timur, terkait program pembangunan rumah DP 0 rupiah. Hal itu terungkap ketika Jaksa Penuntut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Februari lalu membeberkan pernyataan mantan Dirut Sarana Jaya, Yoory Corneles Pinontoan, yang menyatakan ada arahan Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi Gerindra, M Taufik dalam pembelian tanah Munjul.

Taufik lantas membantah terlibat dalam perkara dugaan korupsi pengadaan lahan Munjul, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com