Jaksa Sebut Ada 3 Hal Meringankan Tuntutan Ferdinand Hutahaean

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean dituntut pidana tujuh bulan penjara.

Ferdinand merupakan terdakwa kasus dugaan penyebaran berita bohong, keonaran di masyarakat dan perpecahan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

Dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Selasa (5/4/2022), jaksa penuntut umum (JPU) menyampaikan alasan yang meringankan tuntutan Ferdinand.

Baca juga: Tuntut Ferdinand 7 Bulan Penjara, Jaksa: Perbuatannya Timbulkan Keresahan

“Terdakwa belum pernah dihukum, menyesali perbuatannya dan bersikap sopan dalam persidangan,” tutur jaksa.

Namun terdapat dua alasan yang disebut jaksa memberatkan tuntutan Ferdinand. Ia dinilai telah menimbulkan keresahan dan tidak menunjukan teladan bagi masyarakat.

“Perbuatan terdakwa menimbulkan keresahan yang meluas bagi masyarakat, dan sebagai tokoh publik tidak memberi contoh atau teladan bagi masyarakat,” jelasnya.

Maka jaksa menilai Ferdinand terbukti melanggar dakwaan primer yaitu Pasal 14 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.

Mulanya, jaksa turut mendakwa Ferdinand dengan Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana atau Pasal 45A Ayat (2) Jo Pasal 28 Ayat (2) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Namun dua dakwaan itu dinilai jaksa tidak terbukti dalam persidangan.

“Pada dakwaan berisi kombinasi, maka kami hanya akan menyampaikan tuntutan pada dakwaan yang paling terbukti,” imbuh jaksa.

Baca juga: Disebut Menyiarkan Berita Bohong dan Timbulkan Keonaran, Ferdinand Hutahaean Dituntut 7 Bulan Penjara

Atas tuntutan tersebut Ferdinand akan menyampaikan pleidoi atau nota keberatan atas tuntutan dalam persidangan Selasa (12/4/2022) pekan depan.

Diketahui dalam perkara ini Ferdinand dilaporkan karena mengomentari proses hukum Bahar bin Smith melalui akun Twitter @FerdinandHaean3.

Jaksa mengungkapkan isi komentar Ferdinand yang membandingkan soal Tuhan dan dianggap membedakan kelompok tertentu.