Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Catat Perbaikan Drastis dalam Toleransi Beragama Selama 2021

Kompas.com - 30/03/2022, 18:54 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta mencatat perbaikan signifikan dalam indeks kota toleransi sepanjang 2021 berdasarkan hasil riset SETARA Institute terbaru.

Berdasarkan indeks itu, Jakarta kini ada di posisi 40 dari 94 kota di seluruh Indonesia (empat kota administrasi DKI Jakarta telah dijadikan satu). Pada 2020, DKI Jakarta ada di peringkat 82.

Perbaikan sebanyak 42 peringkat itu  hanya kalah dari Kota Banjarmasin yang naik 44 peringkat dari 62 (2020) menjadi 18 (2021).

Baca juga: Depok Kota Paling Intoleran Berdasarkan Riset Setara Institute 2021

Direktur Eksekutif SETARA Institute, Ismail Hasani, mengapresiasi perbaikan tersebut.

DKI Jakarta sempat jadi kota paling intoleran pada 2017 dan kota ketiga paling intoleran pada 2018.

"Setelah Pilkada 2017, waktu itu Pak Anies belum membuat RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) baru, artinya pada variabel itu kami tidak bisa nilai," kata Ismail kepada wartawan, Rabu (30/3/2022).

"Lalu harus diakui, khususnya di 2021, FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) DKI itu bekerja sangat serius, dipimpin oleh Professor Dede Rosada, lalu konflik (pendirian) tujuh gereja juga diselesaikan di tahun 2021. Artinya memang ada peningkatan dan itu kami catat," ujar Ismail.

Penguatan peran FKUB oleh Pemprov DKI Jakarta dianggap sangat signifikan hingga provinsi tersebut juga berhasil meraih Penghargaan Kerukunan (Harmony Award) dari Kementerian Agama pada tahun yang sama.

Dalam indeks kota toleran terbaru ini, Kota Singkawang di Kalimantan Barat dinobatkan sebagai kota paling toleran dengan skor 6,483. Sementara itu, Kota Depok di Jawa Barat menempati urutan paling buncit dalam pemeringkatan yang sama dengan skor 3,577.

SETARA Institute menetapkan empat variabel dan delapa indikator dalam riset tersebut, yaitu:

  1. Regulasi pemerintah kota (RPJMD/produk hukum lain [10 persen] dan kebijakan diskriminatif [20 persen]).
  2. Tindakan pemerintah (pernyataan pejabat kunci tentang peristiwa intoleransi [10 persen] dan tindakan nyata terkait peristiwa itu [15 persen]).
  3. Regulasi sosial (peristiwa intoleransi (20 persen) dan dinamika masyarakat sipil terkait peristiwa intoleransi (10 persen).
  4. Demografi agama (heterogenitas keagamaan penduduk [5 persen] dan inklusi sosial-keagamaan [10 persen]).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

Nasional
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Nasional
Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

Nasional
Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta Akan Hadir

Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta Akan Hadir

Nasional
Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

Nasional
Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Nasional
Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

Nasional
PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

Nasional
Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

Nasional
AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

Nasional
Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Nasional
Ganjar-Mahfud Absen Saat Penetapan Prabowo-Gibran, PAN: Enggak Pengaruh

Ganjar-Mahfud Absen Saat Penetapan Prabowo-Gibran, PAN: Enggak Pengaruh

Nasional
Sudirman Said Sebut 'Dissenting Opinion' 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

Sudirman Said Sebut "Dissenting Opinion" 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

Nasional
Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

Nasional
Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Pemenang Pilpres 2024

Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Pemenang Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com