Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Ibu Antre Minyak Goreng, Bapak Antre Solar, Partai Antre Jabatan

Kompas.com - 28/03/2022, 09:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ribuan manusia berjajar berdesakan
menunggu giliran jatah kehidupan
Tak ada yang bisa mengalah
malah ada yang melangkahi sesama
Tiada hirau orang lain mengeluh
tiada hirau mata-mata melotot
Dalam antrean panjang
semua ingin meraih hak
Antrean panjang manusia-manusia lapar
tak jelas lagi siapa pria, siapa wanita
Berebut
Berjejalan
Berdesakan
Sibuk mengurus dirinya

Puisi yang ditulis Cahyamulia dengan judul “Antrean Panjang” ini begitu kontekstual dengan kondisi sekarang, walau ditulis pada Mei 1991.

Melihat fenomena kelangkaan minyak goreng di berbagai daerah di tanah air, bahkan hingga mengantre, demikian juga dengan antrean sopir-sopir kendaraan yang rela menunggu lama hanya untuk mendapatkan solar menjadi pemandangan yang jamak terjadi akhir-akhir ini.

Sudah mengantre lama, barangnya yang dicari terbatas pula jumlahnya. Kalau pun ada, harganya sudah berlipat dari harga normal.

Malah sering, stok minyak goreng kosong di sejumlah toko atau pasar.

Ironis memang, kita mengalami kelangkaan minyak goreng justru di negeri yang dikenal dengan hasil sawit berlimpah.

Aksi para sopir truk dan mahasiswa pada Rabu (23/3) saat mendemo Pertamina terkait solar langkaKOMPAS.COM/Ahmad Riyadi Aksi para sopir truk dan mahasiswa pada Rabu (23/3) saat mendemo Pertamina terkait solar langka

Setali tiga uang dengan minyak goreng, distribusi dan pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar juga terganggu di sejumlah daerah.

Pengemudi kendaraan berbahan bakar solar kelabakan mengisi tangki kendaraannya. Yang miris tentu pengemudi angkutan umum dan barang yang mengandalkan solar. Waktu kerjanya terbuang percuma hanya untuk mendapatkan solar.

Ironis memang, walau kita bukan lagi negara pengekspor minyak mentah dan tergabung dengan OPEC, setidaknya kita tidak mampu lagi memasok kebutuhan solar untuk bangsanya sendiri.

Di negeri ini masih ada tambang minyak dan gas yang bisa menopang kebutuhan energi rakyatnya.

Jika minyak goreng dan solar saja kita harus antre, jabatan di kabinet rupanya harus diantre (pula) oleh partai-partai politik.

Partai demikian “lapar” dan kudu rela mengantre lama serta harus melancarkan sejumlah jurus agar “kursi” menteri di kabinet bisa diraihnya.

Persetan dan omong kosong dengan rakyat yang harus rela antre minyak goreng dan solar.

Saya jadi ingat dengan asumsi kekuasaan seperti dinyatakan Machiavelli bahwa untuk mengukuhkan kekuasaan, tidak perlu mementingkan nilai moral dan etika.

Partai politik tidak perlu menunaikan janji yang disampaikannya kepada konstituennya. Membela rakyat bisa dilakukan dengan cara apa saja, termasuk memastikan tiket kursi menteri diraihnya.

Menguasai kementerian adalah segalanya, persetan dengan durasi pemerintahan yang sebentar lagi akan berakhir.

Dengungan perlunya perombakan kabinet atau reshuffle selalu disuarakan oleh partai-partai yang belum mendapat “kursi” atau ingin mempertahankan “kursi” yang sudah diraihnya alias mengamankan posisi.

Bisa pula teriakan reshuffle disuarakan partai agar jatah “kursinya” di kabinet bertambah. Saling ancam, saling teriak, dan saling cakar-mencakar. Mirip kucing garong memperebutkan kucing wadon.

Antara minyak goreng, solar & kursi menteri

Antrean mendapatkan minyak goreng masih menjadi pemandangan yang lazim ditemui di berbagai daerah di tanah air.

Saat mengunjungi Soe, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, empat hari yang lalu, saya melakukan random check di beberapa toko.

Hasilnya, memang minyak goreng susah didapat. Kalaupun ada, harganya melambung tinggi. Jauh di atas harga eceran tertinggi.

Antrean ibu- ibu yang semula ingin mendapatkan minyak goreng kemasan kini beralih ke minyak goreng curah.

Daripada membeli dengan harga Rp 25.000 untuk kemasan minyak goreng isi 1 liter, para ibu rela mengantre minyak goreng curah demi mendapatkan harga Rp 14.000 per liter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com