Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jimly Asshiddiqie Yakin Penundaan Pemilu Tak Bakal Terealisasi

Kompas.com - 17/03/2022, 23:50 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar hukum tata negara Jimly Asshiddiqie menilai
wacana penundaan pemilu tidak akan terealisasi.

Hal itu disampaikan Jimly menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mempertanyakan apa alasan Presiden Joko Widodo harus mundur dari jabatannya.

Dalam pandangannya, mayoritas anggota DPR akan menolak menyetujui penundaan pemilu atau memperpanjang masa jabatan presiden.

“Percayalah mayoritas DPR menolak, apalagi DPD. Maka ide perubahan UUD 1945 di DPR dan MPR tidak akan terjadi,” jelas Jimly pada Kompas.com, Kamis (17/3/2022).

Baca juga: Drone Emprit: Isu Penundaan Pemilu Baru Ramai di Medsos Usai Klaim Big Data

Ia menyebut saat ini Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar sudah menurunkan tensinya dalam mendorong wacana itu.

“Hanya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berusaha menunggangi isu ini untuk menaikan gengsi dan popularitas. Seperti terus membuka diskusi, biarkan saja,” paparnya.

Terakhir, Jimly tak yakin pemilu akan ditunda karena tanggal penyelenggaraan pemilu sudah disepakati bersama.

“Jadwal tahapan pemilu juga sudah disepakati resmi antara DPR, Pemerintah dan KPU,” kata dia.

“Tahapannya sudah akan dimulai 1 Agustus 2022 yaitu pendaftaran parpol peserta,” imbuhnya.

Sebelumnya Luhut mengklaim mendapatkan pertanyaan dari masyarakat kenapa harus menghabiskan dana begitu besar untuk pemilu, padahal pandemi Covid-19 belum selesai.

Luhut juga menyatakan kondisi saat ini relatif tenang tanpa pergantian kepemimpinan.

Baca juga: Analisis Medsos soal Penundaan Pemilu, Drone Emprit: Tidak Ada Pro-kontra, Semua Kontra

Gelaran pemilu, lanjut Luhut, bisa mengubah situasi politik tidak tenang karena ada berbagai poros yang mendukung calon tertentu.

“Kenapa mesti kita buru-buru? Kami capek juga dengan istilah kadrun lawan kadrun, kaya gitu, ya apa istilahnya dulu itu lah. Kita mau damai, itu aja sebenarnya,” ucap dia.

Luhut serius mengatakan dirinya punya 110 juta warganet yang meminta agar Pemilu 2024 ditunda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com