JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto melancarkan kritik terbuka terhadap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang terkesan pro terhadap penundaan pemilu.
”Beliau (Luhut) harus mempertanggungjawabkan pernyataan itu secara akademis agar ini tidak membelah. Karena seorang pembantu Presiden harus fokus pada tugasnya dan sesuai mandat yang diberikan. Beliau mandatnya apa dalam menyampaikan hal itu dan ini berbeda dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD,” kata Hasto melalui keterangan tertulis kepada pers, Senin (14/3/2022).
Baca juga: PDI-P Pertanyakan Kapasitas Luhut Bicara Soal Penundaan Pemilu
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai bahwa kritik terbuka ini membuktikan bahwa terdapat bibit-bibit konflik internal pendukung Presiden Joko Widodo yang bisa berbahaya.
"Karena yang muncul adalah elite-elite partai dan orang-orang yang selama ini ada di poros kekuasaan utama pemerintah," kata Adi ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (15/3/2022).
"Ini konflik internal yang menurut saya tajam. Tidak heran jika ini dikaitkan dengan tanda-tanda kutukan periode kedua, yaitu munculnya konflik dan prahara internal karena beda pendapat dan konflik kepentingan yang tidak bisa diakomodasi," ucap dia.
Baca juga: Ilusi Klaim Big Data Luhut dan Cak Imin soal Masyarakat Inginkan Pemilu Ditunda...
Adi menilai bahwa PDI-P berupaya mengakhiri spekulasi penundaan pemilu yang akan mencoreng muka Jokowi. Bagaimana pun, Jokowi adalah kader PDI-P.
Sementara itu, wacana penundaan pemilu tak diminati secara positif sama sekali oleh publik, terlebih di tengah kelangkaan minyak goreng hingga kesulitan ekonomi.
Reaksi publik terhadap wacana ini justru lebih banyak diwarnai oleh sumpah-serapah, kata Adi.
Baca juga: Jokowi Pernah Bantah Amien Rais Soal Isu Penambahan Masa Jabatan Presiden
"PDI-P juga tidak mau terus-menerus soal penundaan pemilu ini peluru nyasarnya ke PDI-P. Kalau ini terus menerus jadi bola liar, tentu itu tidak baik bagi Istana dan PDI-P. Maka PDI-P mengambil inisiatif menolak dengan lantang untuk mengakhiri spekulasi," ujarnya.
Analis politik UIN Syarif Hidayatullah tersebut menilai, gejolak internal ini perlu segera diredam. Jokowi disebut perlu untuk bersikap tegas demi mengakhiri semua spekulasi.
"Kalau tidak dikelola dengan baik, pasti kutukan periode kedua benar-benar terjadi, yaitu insoliditas koalisi, gejolak internal, yang kalau tidak dikelola berpotensi jadi prahara politik," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.