JAKARTA, KOMPAS.com - Kekerasan aparat terhadap warga Desa Wadas, Purworejo, membuat nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beroleh banyak sentimen negatif.
Kesimpulan ini diperoleh berdasarkan hasil pemantauan media daring yang dilakukan oleh Litbang Kompas melalui aplikasi Talkwalker.
"Pantauan dilakukan dengan melihat konten, percakapan, atau interaksi pengguna media sosial dan pemberitaan media daring selama tujuh hari (9-15 Februari 2022)," tulis Litbang Kompas dikutip harian Kompas, Kamis (24/2/2022).
Ganjar saat ini bersaing dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam elektabilitas calon presiden 2024.
Baca juga: Komnas HAM: Polisi Gunakan Kekuatan Berlebihan pada Warga Desa Wadas
Berdasarkan survei Litbang Kompas, jika pemilu digelar hari ini, Prabowo menempati urutan pertama sebagai calon dengan elektabilitas paling kuat.
Ganjar menguntit Prabowo di posisi kedua, sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ada di urutan 3.
Namun, akibat kasus kekerasan di Wadas, Ganjar beroleh sentimen negatif paling besar di antara tiga nama tadi.
"Ketika dibuat perbandingan dengan kata 'Prabowo' dan 'Anies' dalam periode waktu yang sama, kata 'Ganjar' lebih banyak mendapat sentimen negatif dari warganet," tulis Litbang Kompas.
Baca juga: 4 Kader PDI-P Masuk Bursa Pilpres Litbang Kompas, Ganjar Unggul Jauh dari Puan
Selama kurun sepekan itu, ada 96.300 perbincangan warganet dari berbagai platform media daring terkait ”Ganjar”.
Perbincangan tersebut menghasilkan 450.000 interaksi di antara para pengguna media sosial.
Ganjar mendapat sentimen negatif sebesar 37 persen. Jumlah itu terpaut cukup jauh dibandingkan Anies yang mendapat sentimen negatif 19,1 persen dan Prabowo sebesar 9,6 persen.