JAKARTA, KOMPAS.com - Artis senior Dorce Gamalama meninggal pada Rabu (16/2/2022) karena Covid-19 dan komplikasi.
Dorce dilaporkan juga mengidap diabetes sehingga harus bolak-balik dirawat di rumah sakit. Selain itu, dia juga didiagnosis mengidap alzheimer sehingga ingatannya terganggu dan kerap melantur.
Semasa hidup, Dorce sempat melaksanakan ibadah haji 1990. Pada saat itu terjadi peristiwa maut yakni Tragedi Terowongan Mina pada 3 Juli 1990.
Pemicunya adalah para jemaah haji panik ketika jembatan penghubung yang baru dibangun melintir dan mengakibatkan ada tujuh orang jatuh. Jembatan itu mengarah ke lokasi lempar jamrah yang termasuk rukun ibadah haji.
Baca juga: Cerita Kedatangan Jokowi di Saat-saat Terakhir Dorce Gamalama
Alhasil para jemaah haji berlarian hendak menyelamatkan diri. Namun, mereka malah terjebak di dalam terowongan sepanjang 550 meter dengan lebar 10 meter.
Di terowongan itulah banyak jemaah haji meninggal karena terinjak-injak dan kekurangan oksigen ditambah sistem ventilasi yang tidak berfungsi di tengah cuaca terik dengan suhu mencapai 44 derajat Celcius.
Saat itu tercatat ada sebanyak 680 orang jemaah haji dari Indonesia meninggal dalam kejadian itu.
Dorce saat itu tidak berada dalam rombongan yang terjebak. Saat itu dia mencoba menghibur para jemaah haji Indonesia yang berada dalam satu rombongan dengannya.
"Waktu itu tentu saja betul-betul untuk amal, tentu saja tidak ada honornya," kata Dorce.
Dorce juga mengalami kejadian unik lain ketika melaksanakan ibadah haji. Saat itu dia juga ternyata kerja sambilan menjadi seorang wartawati lepas untuk sebuah koran daerah.
Baca juga: Keinginan Terakhir Dorce Gamalama Sebelum Meninggal
Selain melaksanakan haji, Dorce juga diminta melakukan liputan dan juga memotret. Sejak berangkat Dorce sudah membekali diri dengan sebuah kamera.
Pada suatu ketika, Dorce melihat pakaian ihram seorang jemaah haji lelaki asal Pakistan tersingkap. Buru-buru dia mengabadikan momen itu dengan kameranya.
Akan tetapi, ternyata dia lupa mematikan lampu kilat. Seketika itu juga kegiatannya memotret dilihat polisi setempat.
Dorce lantas dipanggil sang polisi. Saat itu dia merasa ketakukan dan tak berani protes.
"Daripada digebukin, lebih baik nyerah saja," kata Dorce.