JAKARTA, KOMPAS.com - Calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Yulianto Sudrajat menawarkan solusi antisipasi korban jiwa petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Pemilu 2024 seperti yang terjadi di Pemilu 2019.
Jika terpilih, Yulianto menginginkan ada kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) untuk menjaring para mahasiswa untuk mau menjadi petugas KPPS.
"Kami bekerja sama dengan kampus melalui Kementerian Pendidikan itu agar nanti di saat saat tertentu, bisa mengirimkan mahasiswanya, muda-muda untuk jadi petugas KPPS," kata Yulianto, Selasa (15/2/2022) malam, dalam sesi tanya jawab fit and proper test calon anggota KPU di Komisi II DPR.
Baca juga: Antisipasi Petugas KPPS Meninggal, Calon Anggota KPU: Perlu Ada Kriteria
Menurut Yulianto, perekrutan mahasiswa sebagai petugas KPPS dapat diartikan sebagai penugasan dari kampus.
Di sisi lain, dia juga menekankan agar pihak kampus tak lupa memberikan apresiasi kepada para mahasiswa setelah terlibat dalam penyelenggara pemilu.
Dengan apresiasi itu, maka para mahasiswa diyakininya tidak menolak ketika diminta menjadi petugas KPPS.
"Penugasan dari kampus yang mungkin, akan diberikan apresiasi, berapa SKS," ujarnya.
Ketua KPU Jawa Tengah itu melanjutkan, program itu akan menjadi bagian dari upaya KPU dalam menyelenggarakan Pemilu yang lebih baik ke depannya salah satunya petugas KPPS diisi oleh orang-orang muda dan sehat untuk siap bertugas di TPS.
Baca juga: Calon Anggota KPU August Mellaz Dicecar Soal Langkah Antisipasi Jatuhnya Petugas KPPS sebagai Korban
Selain itu, Yulianto juga akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memeriksa kesehatan calon KPPS sebelum bertugas.
"Ke depan betul-betul kami akan bekerja sama dengan Kemenkes untuk di dalam proses syarat kesehatan tersebut. Karena syarat kesehatan tentu harus ada pemeriksaan, namun pemeriksaan ini kan mahal. Maka tampaknya harus ada MOU bersama dengan Kemenkes agar menggratiskan khusus bagi penyelenggara pemilu," kata Yulianto.
"Agar lebih kira-kira, yang punya potensi kelelahan bisa berujung fatal, agar dalam proses sebelumnya bisa terdeteksi sejak awal," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.