JAKARTA, KOMPAS.com - Kesuksesan TNI AD dalam ajang lomba tembak militer AASAM (Australian Army Skills at Arms Meeting) sudah tak diragukan lagi. Di balik kesuksesan tersebut, ada peran dari Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero), Silmy Karim.
Seperti diketahui, TNI AD belasan kali menyabet gelar juara AASAM yang merupakan lomba tembak untuk Angkatan Darat dari 20 negara di Asia Pasifik serta beberapa negara benua Amerika dan Eropa.
Ada cerita menarik dalam kesuksesan TNI AD menjadi jawara di ajang AASAM.
Di tahun 2015, TNI lagi-lagi menunjukkan kehebatannya di mata para personel AD peserta AASAM. Saat itu, TNI AD berhasil mendapat 30 medali dari 50 medali emas yang diperebutkan.
Karena perbedaan perolehan medali yang begitu mencolok, panitia Australia hendak membongkar senjata yang digunakan kontingen TNI AD saat mengikuti lomba AASAM. Bukan hanya Austrilia, Amerika Serikat juga ikut protes dan meminta hal yang sama.
Baca juga: TNI AD Juara Umum Lomba Tembak AASAM 2019, 12 Kali Berturut-turut
Cerita soal Australia sebagai tuan rumah dan AS yang meminta TNI membongkar senjatanya sempat menghebohkan publik. Mereka seolah menilai tim TNI AD melakukan kecurangan dengan senjata buatan PT Pindad (Persero) yang digunakan dalam pertandingan.
Kontingen Indonesia pun menolak dan menyatakan jika panitia lomba hendak membongkar senjata TNI AD, panitia harus membongkar senjata semua peserta.
Dalam pertandingan AASAM 2015, kontingen TNI AD menggunakan senjata Pindad jenis SS-2 V-4 Heavy Barel dan Pistol G-2 (Elite&Combat) baik untuk kategori perorangan maupun beregu.
Di ajang AASAM 2015, TNI AD berhasil memboyong 30 medali emas, 16 perak, dan 10 perunggu. Sementara Australia yang merupakan tuan rumah berada di posisi kedua dengan 4 medali emas, 9 perak, dan 6 perunggu. Kemudian, posisi ketiga diraih AS yang hanya membawa pulang 4 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu.
Kesuksesan TNI AD yang sempat menghebohkan di AASAM 2015 terjadi saat Pindad berada dalam pimpinan Silmy Karim. Kala itu, Silmy merupakan Dirut Pindad.
Baca juga: Dua Sniper TNI AD Raih Rekor One Shoot Two Kills di Lomba Tembak AASAM 2018
Kejadian di AASAM 2015 sempat mendapat perhatian Luhut Binsar Pandjaitan yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Kepresiden.
Luhut bertanya-tanya mengapa Australia dan AS sampai berniat membongkar senjata kontingen TNI AD. Hal tersebut ia sampaikan ketika bertandang ke pabrik Pindad di Bandung, Kamis (4/6/2015).
Setelah mendapat penjelasan dari Silmy Karim, Luhut pun menegaskan tidak ada kecurangan dari tim Indonesia dalam AASAM.
“Tadi saya tanya kenapa bisa menang, ternyata ada rahasianya. Saya pelatih menembak, saya paham itu (senjata). Mereka buat satu satuan yang runtun, tidak ada kecurangan. Lalu kenapa (Australia) minta dibongkar? Kalau menangnya (selisih) cuma dua atau tiga boleh saja. Kalau menang 30 dari 50, itu kebanggaan,” ujar Luhut seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (15/2/2022).