JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengimbau semua pihak agar tidak meremehkan varian Omicron yang kini penyebarannya telah meluas di Tanah Air.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua DPR Lodewijk F Paulus saat membuka rapat paripurna ke-15 Masa Persidangan III Tahun Sidang 2021-2022, Selasa (15/2/2022).
"DPR RI berharap semua pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat, tidak meremehkan varian tersebut," kata Lodewijk dalam rapat yang dipantau secara daring, Selasa.
Politikus Partai Golkar itu mengingatkan semua pihak akan ciri-ciri dari varian Omicron yang telah menyebar.
Menurut dia, varian virus Corona itu gejalanya lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya.
"Namun, penularannya lima kali lebih cepat," tambah Lodewijk.
Baca juga: Dosen FK UM Surabaya Beri Tips Cegah Anak Kena Omicron
Oleh karena itu, Lodewijk berharap semua pihak tetap waspada dan mengantisipasi varian Omicron dapat menyebar lebih luas.
Ia menekankan, hal tersebut dapat diimplementasikan melalui berbagai regulasi yang dibuat oleh pemerintah, misalnya pengetatan wilayah.
"Kita tetap waspada dan mengantisipasi agar penularannya tidak terus melonjak, dengan berbagai regulasi pengetatan di wilayah-wilayah yang angka penularannya cukup tinggi," harapnya.
Di sisi lain, Lodewijk mengungkapkan bahwa DPR RI juga melakukan pembatasan kehadiran sebagai respons merebaknya varian Omicron.
Dalam rapat paripurna misalnya, kata dia, protokol kesehatan dan pembatasan kehadiran pun diterapkan.
"Saat ini DPR tetap melaksanakan rapat dengan protokol kesehatan dan pembatasan kehadiran dalam rapat paripurna," tegasnya.
Baca juga: 3 Gejala Baru yang Dilaporkan Pasien Omicron, Apa Saja?
Puncak kasus Covid-19 varian Omicron diprediksi akan terjadi pada dua hingga tiga pekan ke depan atau pada awal Maret 2022.
Prediksi tersebut disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi.
Sebagaimana diberitakan Kompas.com pada Kamis (10/2/2022), Nadia mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron akan lebih cepat dibandingkan kasus Covid-19 varian Delta.
"Kita (Kemenkes) akan melihat tren peningkatan (kasus Covid-19 varian Omicron). Kita prediksi bahwa akhir Februari atau awal Maret 2022 merupakan puncak kasus Omicron," ujar Nadia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.