JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli teknologi informasi yang juga tokoh muda Nahdatul Ulama (NU) Ainun Najib memberikan tanggapan atas pujian dan ajakan Presiden Joko Widodo untuk berkarya di Tanah Air.
Ainun mengungkapkan, belum ada pendekatan resmi atas hal itu.
“Belum tahu mesti merespons bagaimana, belum ada approach (pendekatan) resmi yang datang juga,” katanya sebagaimana dilansir dari NU Online dan telah dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (3/2/2022).
Baru-baru ini nama Ainun Najib menjadi perbincangan publik, usai disebut secara langsung oleh Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan di Pengukuhan Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) periode 2022-2027 pekan lalu.
Jokowi menyebut Ainun sebagai generasi muda NU yang serbabisa karena mampu mengerjakan berbagai hal di bidang teknologi informasi.
Baca juga: Jokowi Minta Ainun Najib Pulang, Ini Deretan Diaspora yang Sukses di Luar Negeri lalu Kembali ke RI
Selain memuji kemampuannya, Jokowi juga menyampaikan secara tersirat ajakan kepada Ainun yang saat ini bekerja di Singapura untuk pulang dan berkarya di Indonesia.
Ajakan itu disinggungnya dengan meminta bantuan dari para Kyai NU.
"Masih muda sekali namanya mas Ainun Najib. NU. Tapi di sana gajinya sangat tinggi sekali. Jadi kalau diajak di sini harus bisa menggaji lebih gede dari yang di Singapura. Ini tugasnya Nanti Pak Kyai. Kalau beliau yang ngendiko, digaji berapa pun, bismillah pasti mau," tutur Jokowi.
Saat itu Jokowi juga mengatakan telah mengenal Ainun cukup lama, yakni tujuh tahun.
Ainun Najib merupakan tokoh muda NU yang juga praktisi teknologi informasi asal Gresik, Jawa Timur.
Selama ini, dia juga dikenal sebagai inisiator situs KawalPemilu.org juga KawalCovid19.
Sementara itu, kariernya antar lain pernah bekerja untuk Traveloka sebagai data saintis dan konsultan senior untuk IBM.
Baca juga: Diminta Pulang Jokowi, Ini Perkiraan Gaji Ainun Najib di Singapura
Ainun menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Gresik dan sempat belajar di madrasah.
Dia lalu melanjutkan sekolah menengah di salah sekolah favorit di Jawa Timur, SMAN 5 Surabaya.
Saat SMA, dia tergabung dalam tim Indonesia dalam Olimpiade Matematika Asia Pasifik pada 2003.