Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RDPU Bersama DPR, Mahasiswa Kritik Program Kampus Merdeka

Kompas.com - 02/02/2022, 15:42 WIB
Tsarina Maharani,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahasiswa dari berbagai universitas di tanah air menyampaikan kritik dan saran terhadap program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang telah diluncurkan pemerintah sejak awal 2020.

Kritik dan saran itu disampaikan dalam forum rapat dengar pendapat (RDPU) bersama Komisi X DPR yang menaungi urusan pendidikan, Rabu (2/2/2022).

Salah satu kritik datang dari BEM KM Universitas Gadjah Mada (UGM). Menteri Koordinator Kemahasiswaan BEM KM UGM, Muhammad Khalid, menilai terdapat ketimpangan akses antarperguruan tinggi untuk melaksanakan program MBKM.

Baca juga: Katanya Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, Kok Demo Saja Dilarang?

Menurut Khalid, perbedaan akreditasi dan status perguruan tinggi berdampak pada perbedaan kemampuan dalam mengakses kemitraan, kualitas, dan adaptabilitas kurikulum.

Selain itu, ketimpangan kompetensi SDM antaraakreditas kampus turut menambah ketidakadilan akses mahasiswa terhadap kesempatan yang ada.

"Lalu kemampuan ekonomi, tidak ada akomodasi khusus bagi mahasiswa tidak mampu akhirnya menimbulkan masalah baru," ujar Khalid.

Masalah lain yang dipaparkan BEM KM UGM yaitu soal kerentanan sosial. Khalid menuturkan, misalnya, belum ada jaminan perlindungan yang diatur secara spesifik, sehingga tak sedikit muncul kasus eksploitasi seperti pemagang yang dituntut kerja penuh waktu.

Kemudian soal teknis pelayanan, yaitu finansial, administrasi, layanan darurat, dan layanan informasi. Menurut Khalid, salah satu persoalan finansial, adalah pencairan insentif yang terlambat bahkan hingga bulan kelima.

BEM KM UGM pun mendorong agar pemerintah menyempurnakan regulasi dan panduan MBKM yang memposisikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi lebih sentral, sekaligus sebagai pengawas pelaksanaan.

Kemudian, adanya kuota tertentu untuk berbagai macam status dan akreditas perguruan tinggi, menjamin perlindungan sosial dan jaminan kesejahteraan peserta MBKM, serta melibatkan dan memberikan wewenang kepada organisasi mahasiswa untuk turut serta dalam mengusulkan proyek alternatif MBKM.

BEM Universitas Indonesia (UI) turut menyampaikan kritik soal program MBKM. Wakil Ketua BEM UI Bayu Satria Utomo mengatakan, berdasarkan riset yang dilakukan BEM UI, permasalahan yang dihadapi mahasiswa yaitu soal konversi satuan kredit semester (SKS), minimnya informasi MBKM, dan pencairan insentif tidak tepat waktu.

BEM UI merekomendasikan pemerintah agar melakukan sosialisasi MBKM hingga ke tingkat program studi. Bayu menuturkan, kurangnya sosialiasi hingga ke tingkat prodi menyebabkan ketidaksiapan prodi dalam menyusun kurikulum.

Baca juga: Dukung Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, Wapres: Lulusan Perguruan Tinggi Diharapkan Makin Tangguh

Kemudian, meminta pemerintah memperbaiki kurikulum MBKM terkait konversi SKS dan jumlah SKS.

"Konversi SKS seharusnya fleksibel dan dapat dilakukan penyetaraan bagi setiap angkatan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa," kata Bayu.

Berikutnya, monitoring berkala implementasi kebijakan program MBKM ke universitas dan memperbaiki mekanisme pemberian insentif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com