Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Hadapan Jokowi-Ma'ruf, Ketum PBNU Puji Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur

Kompas.com - 31/01/2022, 12:05 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf memuji rencana pemerintah memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Hal ini disampaikan Yahya saat berpidato dalam acara pengukuhan PBNU Masa Khidmat 2022-2027 dan Hari Lahir ke-96 NU di Balikpapan, Senin (31/1/2022), yang turut dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

"Izinkan saya secara tulus memuji inisiatif dan gagasan untuk membangun ibu kota negara yang baru di Kalimantan Timur ini karena ini adalah gagasan yang keluar dari kotak, out of the box," kata Yahya, dikutip dari siaran TVNU Televisi Nahdlatul Ulama.

Baca juga: Jokowi: Untuk NU Tidak Mungkin Saya Beri Konsesi yang Kecil, Pasti yang Gede

Yahya berharap, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara Indonesia.

Pemindahan ibu kota, lanjut dia, juga diharapkan dapat memicu gagasan-gagasan out of the box lainnya.

"Selain menjadi sasaran dari gagasan out of the box dari khususnya Bapak Presiden dan pemimpin negara kita, Kalimantan Timur ini juga mengundang semakin banyak gagasan-gagasan out of the box lainnya," kata dia.

Yahya berujar, pihaknya juga sengaja menyelenggarakan acara pengukuhan PBNU di Kalimantan Timur karena provinsi tersebut merupakan provinsi yang istimewa.

"Kegiatan pengukuhan ini sengaja kami selenggarakan di Kalimantan Timur karena belakangan dan semakin lama kami semakin menyadari bahwa Kalimantan Timur ini istimewa," ujar Yahya.

Baca juga: Bangun Kantor PBNU, Gus Yahya Minta Izin Tempati Ibu Kota Negara Baru

Ia menambahkan, dalam rangka peringatan hari lahir ke-96 NU, PBNU akan menggelar rangkaian acara di sejumlah daerah.

Selain di Kalimantan Timur, peringatan hari lahir NU juga akan diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur; Muara Enim dan Palembang, Sumatera Selatan; serta Bangkalan dan Surabaya, Jawa Timur.

"Kami putuskan untuk menyelenggarakan upacara pengukuhan ini sebagai bagian dari rangkaian kegiatan-kegiatan peringatan hari lahir Nahdlatul Ulama, mulai tanggal 31 Januari hari ini sampai dengan 17 Februari atau 16 Rajab yang akan datang," kata Yahya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com