Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Ungkap Tantangan Percepat Vaksinasi Lansia, Hoaks hingga Susah Diyakinkan

Kompas.com - 24/01/2022, 16:25 WIB
Mutia Fauzia,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap beberapa tantangan untuk mengejar target vaksinasi Covid-19 bagi lansia. Pasalnya, saat ini capaian vaksinasi bagi lansia hanya meningkat tipis per harinya.

Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tirmizi pun mengatakan, saat ini capaian vaksinasi untuk anak-anak usia 6-11 tahun lebih cepat ketimbang lansia.

Padahal, program vaksinasi anak usia 6-11 tahun baru dimulai akhir tahun lalu.

Baca juga: Target Vaksinasi Lansia Tercapai, Kota Padang Segera Gelar Vaksinasi Anak 6-11 Tahun

Ia menjelaskan, salah satu tantangan untuk mengejar target vaksinasi lansia yakni banyak dari lansia yang mengaku tak ingin dilindungi melalui vaksin. Selain itu, banyak lansia yang termakan hoaks terkait dengan risiko vaksinasi bagi kelompok usia tersebut.

"Untuk anak-anak usia 6 sampai 11 tahun sudah lebih cepat ketimbang lansia. Tantangan meyakinkan lansia, lansia banyak yang nggak mau diproteksi karena sudah merasa sudah akhirnya, sudah saatnya sakit, meninggal sudah jalannya," kata Nadia dalam diskusi secara daring, Senin (24/1/2022).

"Selain itu juga karena hoaks vaksinasi bagi lansia yang punya banyak penyakit berbahaya, dan sebagainya. Jadi tidak mudah untuk kemudian mengajak lansia vaksinasi," kta dia.

Baca juga: Terkendala Cakupan Vaksinasi Lansia, Belajar Tatap Muka di Kalbar Belum 100 Persen

Berdasarkan data Kemenkes, saat ini cakupan vaksinasi lansia untuk dosis pertama mencapai 15.398.038 atau 71,44 persen dari target.

Sementara untuk dosis kedua baru 10.022.32 atau 46,5 persen dari target.

Adapun cakupan vaksinasi anak-anak untuk dosis pertama telah mencapai 13.699.881 juta untuk dosis pertama. Sementara, cakupan dosis kedua sebesar 1.658.523.

Nadia pun mengatakan, secara keseluruhan, cakupan vaksinasi untuk dosis pertama mencapai 179.938.961 atau 86,40 persen dari target vaksinasi yang sebesar 208.265.720 orang.

Artinya, masih ada 13,6 persen penduduk yang harus dikejar untuk mendapatkan vaksinasi dosis pertama.

"Ini di survei awal, ada sekitar 7 persen masyarakat yang sejak awal mengatakan tidak mau divaksin. Artinya saat ini (proses vaksinasi) sudah mulai masuk ke kelompok sasaran yang sudah lebih resisten terhadap vaksinasi)," kata Nadia.

Baca juga: Kemenkes Sebut Rendahnya Vaksinasi Lansia-Remaja serta Hoaks Jadi Tantangan Penanganan Pandemi

Ia pun mengatakan, tantangan untuk mencapai target vaksinasi akan kian berat. Pasalnya, selain 7 persen kelompok masyarakat yang tidak mau divaksin, data juga mengatakan ada 15 persen masyarakat yang masih ragu-ragu untuk vaksinasi.

"Jadi 20 persen, itu ragu-ragu sudah ada yang berhasil diyakinkan untuk mendapat vaksinasi dosis pertama. Ke depan menjadi kitan berat tantangan (untuk mengejar target vaksinasi) karena memang ada kelompok masyarakat yang sejak awal, dari berbagai survei, angka itu tidak turun sih sekiat 6 sampai 7 persen menyatakan tidak mau divaksin," kata Nadia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Nasional
Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Nasional
Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com