JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta mempercepat vaksinasi Covid-19 bagi lansia dan orang yang mengidap komorbid atau penyakit bawaan.
Pasalnya, kedua kategori tersebut cenderung lebih rawan tertular Covid-19 varian Omicron dengan menunjukkan gejala berat hingga berisiko meninggal dunia.
Epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman pun mengatakan, pemerintah seharusnya mampu mengejar cakupan vaksinasi dosis kedua hingga 75 persen sebelum bulan Ramadhan yang diperkirakan jatuh pada Mei 2022 untuk menekan angka penularan Covid-19.
Baca juga: Kemenkes Sebut Sesak Napas sebagai Gejala Utama Pasien Varian Omicron yang Meninggal
"Jadi (vaksinasi) ini harus digenjot, bahkan melihatnya bukan hanya dari potensi puncak gelombang tiga Omicron, tapi juga antisipasi nanti menjelang puuasa. Sebelum bulan puasa kejar cakupan dua dosis mencapai 75 persen minimal," ujar Dicky ketika dihubungi, Minggu (23/1/2022).
Berdasarkan data terakhir Kementerian Kesehatan, total cakupan vaksinasi dosis pertama untuk lansia mencapai 71,29 persen. Sementara, untuk lansia yang telah mendapatkan vaksinasi dosis kedua sebesar 46,41 persen dari target sebanyak 21.553.118.
Adapun untuk masyarakat rentan dan umum, total capaian vaksinasi dosis pertama sebanyak 72,16 persen dan vaksinasi dosis kedua sebesar 49,60 persen dari target 141.211.181 penduduk yang divaksinasi.
Adapun Indonesia baru saja mencatatkan dua kasus kematian pasien Covid-19 akibat varian Omicron. Kasus tersebut adalah kasus kematian pertama akibat Covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Baca juga: Pasien yang Diduga Meninggal akibat Varian Omicron Sempat Dirawat Intensif Dua Hari
"Dan saat ini, itu ada kurang lebih 40 persen atau 30 persen yang rawan (tertular Covid-19) karena belum divaksin, dan ini bicara vaksin dua dosis lengkap. Kemudian bicara soal lansia, itu kita masih 50 persen lho lansia belum vaksin lengkap, apalagi bicara booster. Artinya harus dikejar, karena kalau tidak mereka akan jadi korban," kata Dicky.
Berdasarkan data terakhir Kemenkes, kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia hingga Jumat (21/1/2022) lalu bertambah menjadi 1.161 kasus.
Selain itu, hingga Sabtu (22/1/2022) kemarin, Indonesia mencatatkan penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 3.205 kasus.
Jumlah tersebut merupakan penambahan kasus Covid-19 terbanyak sejak 3,5 bulan terakhir.
Dicky pun menilai, jumlah kasus varian Omicron di Indonesia saat ini jauh lebih besar dari yang telah dilaporkan ke Kemenkes.
"Saat ini di Indonesia baru ditemukan 2.000-an kasus, tapi secara kasus di masyarakat tentu jauh lebih besar. Dan kita bisa melihat, negara-negara lain meski dikatakan Omicron lemah, tapi tetap cetak kasus rekor dunia, negara-negara lain terjadi rekor (penularan Covid-19)," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.