JAKARTA, KOMPAS.com - Omicron kian meluas di Indonesia. Dari hari ke hari, kasus virus corona di Tanah Air kian meningkat akibat penularan varian asal Afrika itu.
Presiden Joko Widodo pun telah angkat bicara terkait hal ini. Lagi-lagi, ia mengimbau masyarakat tak bepergian ke luar negeri.
Ia juga meminta masyarakat tetap waspada serta tidak jemawa dan gegabah.
Namun, di saat yang sama, pemerintah justru membuka pintu perjalanan internasional bagi seluruh negara. Tidak ada lagi negara yang warganya dilarang masuk Indonesia demi mengantisipasi varian Omicron.
Baca juga: Satgas: 2.534 Pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet, 47 Orang Omicron
Memang, pelaku perjalanan dari luar negari yang baru tiba di Indonesia wajib menjalani karantina. Namun, pemerintah juga bisa memberikan sejumlah dispensasi atau pengecualian karantina.
Dengan catatan ini, pernyataan Presiden Jokowi seolah menjadi ironi.
Imbauan Presiden Jokowi agar masyarakat menunda perjalanan luar negeri disampaikan pada Selasa (18/1/2022).
Ia mengatakan, saat ini Indonesia sedang mengalami tren kenaikan kasus Covid-19 yang disebabkan varian Omicron.
"Saya juga meminta untuk tidak bepergian ke luar negeri jika tidak ada urusan yang penting dan mendesak," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi juga mengingatkan masyarakat agar mengurangi kegiatan di pusat-pusat keramaian. Sebisa mungkin, masyarakat diminta untuk kembali bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Menurut Jokowi, berbagai studi termasuk laporan WHO menyebutkan bahwa varian Omicron lebih mudah menular, namun gejalanya lebih ringan.
Baca juga: Kasus Omicron Meningkat, Jokowi: Waspada, Jangan Jemawa, Jangan Gegabah
Pasien yang terinfeksi varian ini umumnya pulih tanpa harus dirawat di rumah sakit.
Meski demikian, presiden mewanti-wanti warga tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat diminta waspada dan berhati-hati, tapi juga tidak panik dan menimbulkan ketakutan.
Masyarakat pun didorong untuk segera mendapatkan vaksinasi lengkap dan booster.
"Sekali lagi kita harus waspada, jangan jemawa, dan jangan gegabah," kata dia.