JAKARTA, KOMPAS.com – Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati mendesak pemerintah agar bersiap menghadapi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron.
Ia mengaku khawatir, publik menyimpulkan gejala Omicron lebih ringan sehingga hilang kewaspadaan.
Padahal, kemampuan penularan varian Omicron jauh lebih dahsyat dibandingkan Delta.
Jika penularan terjadi sangat luas, maka tetap ada peluang sistem kesehatan kembali terdampak oleh sebagian kecil pasien Covid-19 varian Omicron yang mungkin bergejala berat.
Baca juga: UPDATE 13 Januari: Bertambah 1, Total 5 Kasus Omicron di Tangsel
"Dari 414 kasus ada dua yang kategori sedang hingga butuh bantuan oksigen. Meski disebut lebih ringan tapi tetap saja itu gejala yang memerlukan perawatan. Jadi kami minta agar semua kesiapan dilakukan untuk mengantisipasi jika terjadi gelombang ketiga dengan varian Omicron ini," ungkap Mufida dalam keterangan tertulis, Jumat (14/1/2022).
Mufida menyoroti, Indonesia telah mengalami betapa buruknya krisis kesehatan akibat varian Delta. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya bisa belajar dan lebih siap.
Dalam hal isolasi mandiri, misalnya, ia meminta agar ada dukungan dan kesiapan obat-obatan dan telemedicine yang jauh lebih memadai dan sigap.
"Jika ada gejala demam atau batuk tetap saja butuh obat kan. Lalu sistem telemedicine yang tepat, cepat dan akurat nanti seperti apa. Ini yang harus disiapkan dari sekarang,” ungkap Mufida.
“Kita sudah pernah melewati gelombang kedua dengan varian Delta seharusnya ada perbaikan yang signifikan sebagai bagian kesiapan kita menghadapi Omicron yang sudah transmisi lokal ini," ia menambahkan.
Baca juga: UPDATE: Transmisi Lokal Omicron di Jakarta Tembus 107 Kasus
Pemerintah diminta bersiap menghadapi skenario terburuk. Salah satunya dengan menyiapkan lokasi-lokasi isolasi terpusat karena banyak rumah tak memadai untuk dipakai isolasi mandiri, hingga pasokan obat, vitamin, dan oksigen.
Karena, ketika lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Delta terjadi pada pertengahan 2021 lalu, banyak kematian di luar fasilitas kesehatan karena sistem kesehatan kolaps.
"Ini bagian dari merencanakan yang terburuk. Jika yang terburuk skenario sudah kita siapkan, maka kita akan jauh lebih sigap menghadapi skenario yang lebih ringan. Mitigasinya harus seperti itu," ujar Mufida.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.