JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memastikan, stok vaksin yang dimiliki pemerintah untuk program vaksinasi booster mencukupi.
Ia mengatakan, vaksin yang digunakan untuk penyuntikan dosis ketiga bukan vaksin kedaluwarsa.
"Kita memiliki persediaan vaksin yang cukup besar, cukup besar, cukup," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/1/2022).
"Ada memang vaksin yang diantisipasi itu kedaluwarsa, itu Pak Menteri Kesehatan sudah melaporkan kepada Pak Presiden, jumlahnya sudah jelas semuanya," tuturnya.
Baca juga: Vaksin Booster Gratis Mulai 12 Januari, Jokowi: Syaratnya Sudah Disuntik Dosis Kedua 6 Bulan
Untuk mencegah vaksin kedaluwarsa, kata Moeldoko, pemerintah terus berupaya mempercepat vaksinasi. Vaksin-vaksin yang mendekati tanggal kedaluwarsa pun akan diprioritaskan penggunaannya.
Namun demikian, Moeldoko menegaskan, vaksin kedaluwarsa tak akan digunakan dalam program vaksinasi dosis ketiga.
"Ada sejumlah vaksin yang expired tanggal sekian nanti, nah itu akan diprioritaskan," ujarnya.
Pemerintah, kata Moeldoko, akan mengerahkan seluruh kekuatan negara untuk menyukseskan program vaksinasi booster, tidak hanya dari unsur Kementerian Kesehatan, tetapi juga TNI, Polri, hingga Badan Intelijen Negara (BIN).
Moeldoko mengakui bahwa hingga saat ini penyuntikan vaksin belum merata di seluruh Indonesia.
Meski angka vaksinasi sudah mencapai 284 juta dosis, kata dia, setidaknya ada 4 wilayah yang kecepatan vaksinasinya perlu dikebut yakni Papua, Papua Barat, Aceh, dan Maluku.