JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri kembali menyinggung Provinsi Sumatera Barat dalam pidato sekaligus pemberian arahan pada kader partainya.
Kali ini, Megawati menyebut Sumatera Barat dalam pidatonya di acara puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-49 PDI-P yang digelar secara daring, Senin (10/1/2022).
Awalnya, Megawati mengungkapkan beberapa wejangan dari ayahnya, Presiden pertama RI Soekarno bahwa perjuangan melawan penjajah tidak lebih sulit dibandingkan melawan bangsa sendiri.
Baca juga: Ketika Dua Anak Jokowi Dilaporkan ke KPK...
Menurut Megawati, pernyataan Soekarno tampak relevan dengan kondisi yang dialami oleh Indonesia saat ini, terkhusus di Sumatera Barat.
Sebab, Presiden ke-5 RI itu mempertanyakan adat istiadat dari Sumatera Barat yang kini tidak lagi dilihat olehnya. Adapun adat istiadat yang dimaksud adalah Ninik Mamak.
Megawati mempertanyakan hal itu kepada tokoh Muhammadiyah sekaligus tokoh Sumatera Barat, Ahmad Syafii Maarif (Buya).
"Saya sering bicara dengan Buya, Syafii Maarif karena beliau juga di dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Saya tanya, kenapa sih Sumatera Barat menjadi berubah ya, Buya? Bukankah sudah tidak adakah yang namanya tradisi bermusyawarah mufakat oleh Ninik Mamak itu?" kata Megawati dalam pidatonya, Senin.
Baca juga: Vaksinasi Booster Dimulai Besok, Ini Syarat Penerima, Harga dan Jenis Vaksin
Selain itu, ia juga menyebut Sumatera Barat yang kini dilihatnya justru terasa sepi dibandingkan dahulu.
Hal itu lantas ditanyakan Megawati kepada masyarakat Sumatera Barat. Ia mengajak masyarakat Sumatera Barat untuk menjawab pertanyaan mengapa daerah itu kini terasa sepi dan ihwal tradisi Ninik Mamak.
Catatan Kompas.com, Megawati dalam tiga tahun terakhir memang menyinggung Sumatera Barat dalam sejumlah pidatonya.