JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Eijkman resmi terintegrasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mulai September 2021.
Lembaga itu juga kini berganti nama menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman dari yang sebelumnya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Peleburan tersebut menuai kontroversi lantaran ada 113 tenaga honorer yang tidak diperpanjang kontraknya atau diberhentikan.
Kendati demikian, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menepis kabar yang menyebutkan bahwa tenaga honorer yang diberhentikan itu tak mendapat pesangon.
"Ya tentu tidak benar. Kecuali, bagi yang memang tidak berkenan memilih salah satu opsi dari kami. Tentu kami juga tidak bisa memaksa," kata Laksana saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/1/2022).
Baca juga: Eijkman Dilebur ke BRIN, Anggota DPR: Tak Boleh Degradasi Independensi dan Kepakaran Peneliti
Sejarah Eijkman
Dikutip dari situs resminya, Eijkman merupakan lembaga penelitian pemerintah yang bergerak di bidang biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran.
Lembaga ini semula bernaung di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemenristekdikti).
Adapun Kemenristekdikti kini telah dilebur ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Misi dari lembaga Eijkman yakni memajukan perkembangan penelitian dasar dan terapan bidang biologi molekuler di Indonesia.
Lembaga ini berfokus pada biomedis, biodiversitas, bioteknologi dan biosekuritas, serta menerapkan kemajuan tersebut untuk kesejahteraan masyarakat Tanah Air.
Baca juga: Eijkman Dilebur ke BRIN, Ini 5 Opsi bagi Periset Lembaga Eijkman
Adapun nama lembaga ini diambil dari Christiaan Eijkman, peraih nobel kedokteran yang melakukan penelitian mengenai penyakit beri-beri di cikal-bakal lembaga ini pada awal dasawarsa 1900-an dan meletakkan dasar mengenai penemuan vitamin.
Siapa Christiaan Eijkman?
Dikutip dari situs resmi Nobel Prize, Christiaan Eijkman lahir pada 11 Agustus 1858 di Nijkerk, Belanda dan meninggal pada 5 November 1930 di Utrecht, Belanda.
Melansir Encyclopaedia Britannica, Eijkman adalah dokter dan ahli patologi Belanda yang menunjukkan keterkaitan antara pola makan buruk yang menyebabkan beri-beri dan berujung pada penemuan vitamin.