JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 5.064 warga mengungsi dan 736 rumah rusak akibat gempa magnitudo 7,4 di laut Flores.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyampaikan para pengungsi berada di dua kabupaten.
“266 pengungsi berada di Sikka, NTT dan sisanya di Kepulauan Selayar di Sulawesi Selatan,” kata Abdul dalam konferensi pers virtual, Jumat (17/12/2021).
Baca juga: Update Gempa Bumi Larantuka NTT, Sudah 505 Kali Susulan hingga Hari Ini
Abdul mengungkapkan Kepulauan Selayar pada tahun 1992 pernah mengalami gempa besar dan tsunami.
Dampaknya juga dirasakan oleh masyarakat yang berada di Kabupaten Sikka dan Kota Maumere.
“Ada sisi traumatis pada masyarakat yang mengalami tsunami saat itu. Sehingga masih mengungsi sampai saat ini,” terang dia.
Sementara itu rumah yang mengalami kerusakan seluruhnya berada di Kepulauan Selayar.
Dari 736 rumah rusak tersebut, sebanyak 470 unit berstatus rusak berat dan 266 unit alami kerusakan ringan.
Adapun gempa di Laut Flores terjadi pada Selasa (14/12/2021).
Baca juga: Laporan Sementara BNPB, 11 Rumah Rusak akibat Gempa Magnitudo 5,1 di Jember
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan terjadi 250 gempa susulan hingga Rabu (15/12/2021).
Berbagai gempa susulan itu berada di rentan magnitudo 2,1 hingga magnitudo 5,1.
Gempa susulan terbanyak terjadi pada Rabu malam pukul 22.00 hingga 23.00 Wita dengan jumlah 18 kejadian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.