Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Dilema Politik Anies Baswedan, antara Duo Cuomo dan Reuni 212

Kompas.com - 10/12/2021, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM buku baru semi biografi Donald Trump, "I Alone Can Fix It," besutan Carol Leonnig dan Philip Rucker, dikatakan bahwa saking takutnya kehilangan kekuasaan dan karena begitu konsennya menyerang Obama sejak tahun 2011, Donald Trump bahkan pernah berpikir sangat konspiratif atas Obama.

Jelang pemilihan tahun 2020 lalu, ada gagasan yang berkeliaran di kepala Donald Trump bahwa Presiden Obama dan sekutunya akan segera mengatur kudeta untuk menggantikan Joe Biden sebagai calon presiden dari Partai Demokrat dengan gubernur New York, Andrew Cuomo.

“He’d be tough. So tough. I’d beat him, but he’d be tough,” kata Trump kepada kedua penulis tersebut.

Tapi layaknya kicauan Donald Trump lainnya, hal itu nyatanya tak terjadi.

Keparnoan yang menggelantung di ubun-ubun Donald Trump tersebut tak lebih dari isapan jempol, yang mengingatkan saya kepada ketakutan berlebihan seorang Richard Nixon terhadap keluarga Kennedy.

Ayah Andrew Cuomo, Mario Cuomo, adalah filsuf politik dari Queens dengan wajah, yang menurut saya, mirip wajah mesias abad pertengahan.

Karena itu, Mario Cuomo berhasil membakar hati kaum liberal yang membuatnya secara tak terduga terpilih sebagai Gubernur New York pada tahun 1982, di awal era Ronald Reagan.

Menurut beberapa komentator di era itu yang saya baca di beberapa buku politik Amerika, dalam kondisi terbaiknya, Mario Cuomo bahkan dianggap memiliki kemampuan yang mendekati Abraham Lincoln. Luar biasa memang.

Dikatakan, ia mampu menginspirasi banyak orang dan mampu membangun harapan para pendengarnya.

Yang tak kalah penting, ia juga mampu membongkar logika-logika di balik apapun masalah yang ada.

Namanya juga seorang filsuf toh. Pendeknya, para pendukungnya memujanya dan lawan-lawannya khawatir luar biasa terhadapnya.

Sehingga wacanapun akhirnya beredar bahwa laga presidensial selanjutnya, tepatnya di tahun 1988, adalah laga Cuomo vs George H.W. Bush, bapak Bush yunior, yang menjadi wakil Ronald Reagan kala itu.

Namun ternyata Mario Cuomo tidak pernah mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden, meskipun Partai Demokrat kala itu nyaris tidak memiliki alternatif yang lebih karismatik ketimbang Michael Dukakis, yang secara popularitas masih di bawah Mario.

Bahkan akhirnya sampai laga presidensial tahun 1992, Mario tak juga menceburkan dirinya ke dalam laga politik terbesar tersebut.

Entah kebetulan atau mengikuti jalan ayahnya, begitu pulalah yang dilalui oleh Andrew Cuomo, walaupun rating-nya terbilang cukup tinggi sebagai gubernur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com