FOBIA merupakan jenis gangguan perilaku manusia yang secara berlebihan takut bahkan benci terhadap sesuatu. Bentuk dan jenis fobia beraneka ragam, misalnya globofobia sebagai fobia terhadap balon, ablutofobia sebagai fobia terhadap mandi, porfirofobia sebagai fobia terhadap warna ungu.
Bagi mereka yang kebetulan tidak menderita globofobia, ablutofobia, porfirobia, kemungkinan besar menganggap saya mengada-ada dengan memunculkan istilah-istilah fobia yang sebenarnya tidak ada.
Baca juga: Pimpin Kelompok Kerja OKI, Menlu Retno Ingin Hentikan Islamofobia
Anggapan itu keliru. Saya tidak perlu mengada-ada karena istilah-istilah itu memang benar-benar ada.
Bagi yang masih tidak percaya, silakan cek ke mesin pencari Google. Meski istilah-istilah fobia itu sudah saya indonesiakan, mohon cari dalam bahasa aslinya yaitu globophobia, ablutophobia, porphyrophobia.
Masih ada jenis fobia yang diderita para insan yang secara berlebihan takut bahkan benci sesuatu, yaitu Islamofobia. Alasan menderita Islamofobia dapat dimaklumi, yaitu takut dan benci Islam karena ada orang yang mengatasnamakan Islam melakukan kekerasan yang disebut terorisme.
Wajar bagi mereka yang takut lalu benci terhadap terorisme yang kebetulan memang dilakukan oleh insan yang mengaku dirinya Islam seperti para pelaku terorisme Bom Bali di Kuta atau 911 di New York City. Memang fakta membuktikan, yang melakukan terorisme Bom Bali dan 911 adalah mereka yang mengaku dirinya Islam.
Namun sebenarnya, sungguh tidak adil apabila hanya para pelaku terorisme itu ada yang beragama Islam maka dipukul-rata semua umat Islam adalah pelaku terorisme.
Sama halnya apabila para pelaku huruhara yang bersifat rasial terhadap warga keturunan Tionghoa adalah warga Indonesia lalu digeneralisir bahwa semua warga Indonesia rasialis.
Baca juga: Muslim AS Melawan Islamofobia dengan Humor
Kebetulan saya bersahabat dengan para warga Indonesia yang beragama Islam seperti Gus Dur, Pak Amien, Bu Mega, Pak SBY, Mas Jokowi, Cak Nur, Cak Nun, Gus Mus, Bu Nur, Mbak Alisa, Mbak Yenny, Mbak Anita, Mbak Inayah, Cak Mahfud, Mas Din, Mas Nurwahid, Mas Nasir, Pak Syaarif, Pak Shihab, Mbak Shihab, Bu Musdah, Pak Said, Pak Salim, Pak Azra, Mas Anies, Mas Sandi, Mas Ganjar, Mbak Kofifah, Mbak Risma dan para tokoh muslimin serta muslimah yang semuanya terbukti secara tak terbantahkan adalah para manusia berbudi pekerti luhur.
Perlu disadari bahwa yang melakukan teror pasti bukan agama tetapi manusia. Dapat dipastikan bahwa bukan agama yang melakukan terorisme tetapi pasti manusia.
Maka, adalah tidak benar apabila kita membenci agama padahal yang melakukan terorisme adalah manusia, Sebaiknya para penderita Islamofobia berkenan mengganti fobia mereka dari Islamofobia menjadi Terorofobia alias fobia terhadap terorisme yang memang jauh lebih layak menjadi sasaran fobia.
Terus terang, saya pribadi juga menderita fobia berat terhadap terorisme sebab terorisme memang tidak sesuai sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
Maka, sebagai pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, saya siap bergabung ke Paguyuban Penderita Terorofobia demi membasmi habis terorisme dari peradaban umat manusia di planet Bumi ini!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.