Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Corona Varian Omicron Menyebar, Ketimpangan Vaksin di Afrika Jadi Sorotan

Kompas.com - 07/12/2021, 12:36 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti tingginya ketimpangan vaksin Covid-19 di Afrika.

Menurut dia, ketimpangan ini harus menjadi perhatian dunia menyusul munculnya varian baru virus corona B.1.1.529 atau Omicron di benua tersebut.

"Kita ketahui Omicron muncul dari Benua Afrika atau Afrika Selatan yang vaksinasi ratenya baru 24 persen dan seluruh Afrika baru rata-rata 7 persen," kata Airlangga dalam konferensi pers Sherpa Meeting Presidensi G20, Selasa (7/12/2021).

Baca juga: Menko Airlangga: Kemunculan Varian Omicron Bukti Akses Vaksin di Dunia Tak Merata

Airlangga mengatakan, ketimpangan vaksin sangat terlihat antara negara maju dan berkembang. Hal ini bisa menyebabkan pandemi yang berkelanjutan.

Padahal, pandemi yang tidak selesai akan mengganggu kehidupan masyarakat dan pemulihan ekonomi.

"Kita melihat bahwa pembukaan ekonomi masih sangat tergantung kepada bagaimana kita menangani pandemi, termasuk varian baru, dan bagaimana dunia tidak panik menghadapi varian baru tersebut," ujar Airlangga.

Melihat situasi ini, Pemerintah Indonesia pun mengajak negara-negara dunia bekerja sama menangani pandemi.

Airlangga mengatakan, selama ini negara-negara di dunia menangani pandemi secara individual.

Kini, dibutuhkan langkah bersama yang lebih konkret, salah satunya melalui pertemuan G20.

Baca juga: Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia? Ini Analisis Epidemiolog

Sebagai Presidensi G20, menurut Airlangga, Indonesia bertekad untuk memperkuat kerja sama antarnegara dalam mengatasi pandemi, termasuk mengurai persoalan ketimpangan vaksin di Afrika.

"Untuk pertama kalinya African Union terwakili dalam rapat G20 ini di mana ketuanya diwakili oleh Republik Demokratik Kongo dan ini mewakili suara dari 1,3 miliar masyarakat yang tinggal di Afrika," kata Airlangga.

"Dan tentu ini diharapkan suaranya bisa membuat G20 Presidensi Indonesia lebih inklusif," ucap dia.

Sebelumnya, persoalan ketimpangan vaksin juga sempat disinggung Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan.

Jokowi mengatakan, Indonesia terus mendorong kesetaraan akses vaksin bagi seluruh negara di dunia.

"Pemerintah bekerja keras mengerahkan semua sumber daya demi mengamankan pasokan kebutuhan vaksin nasional. Namun, pada saat yang sama, Indonesia juga terus memperjuangkan kesetaraan akses terhadap vaksin untuk semua bangsa," kata Jokowi, saat berpidato dalam Sidang Tahunan MPR, Senin (16/8/2021).

Baca juga: Cegah Masuknya Varian Omicron, DPR Tunda Rencana Perjalanan Dinas ke Luar Negeri

Adapun varian baru virus corona B.1.1.529 atau Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan Botswana.

Pada 26 November 2021 Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) meningkatkan status varian baru tersebut menjadi variant of concern.

Varian baru virus corona itu saat ini sudah menyebar di berbagai belahan dunia seperti Jerman, Belgia, Inggris, Israel, Australia, Hongkong, hingga Malaysia.

Namun demikian, Pemerintah Indonesia memastikan hingga saat ini varian tersebut belum ditemukan di Tanah Air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com