Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Sri Minggat: Balada Sri yang Dirindu Majelis

Kompas.com - 03/12/2021, 11:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sri, kapan kowe bali
Kowe lunga ora pamit aku
Jarene neng pasar pamit tuku trasi
Nganti saiki kowe durung bali

Penggalan dari lirik lagu “Sri Wis Bali” yang ditulis dan dinyanyikan Sonny Jozs ini, jika diterjemahkan kurang lebih berarti: Sri, kapan kau kembali. Kau pergi tanpa pamit kepadaku. Katamu kau pergi ke pasar hendak beli terasi. Ternyata sampai kini kau belum kembali.

Tembang ini mengkisahkan seorang pria yang ditinggal pergi atau minggat kekasihnya.

Pria tersebut begitu nestapa dan menyesali nasib kenapa Sri sang pujaan hatinya begitu tega meninggalkannya.

Sang pria tidak mengetahui keberadaan Sri sekarang ini. Dirinya hanya bisa melampiaskan rasa kangennya dengan menyanyi: “Sri, kapan kau kembali ?"

Walau semula lagu dangdut campur sari ini mulai dikenal di kalangan masyarakat marginal di tahun 2006 silam, namun lagu yang kondang dengan nama lain “Sri Minggat” ini masih kerap dinyanyikan pengamen jalanan di kota-kota di Pulau Jawa, sopir truk, petani hingga nelayan sampai sekarang.

Bahkan tanpa dinyana oleh Sonny Jozs penciptanya, lagu “Sri Minggat” ternyata berkorelasi dengan atmosfer politik terkini, yakni kekecewaan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) terhadap Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Sebuah kebetulan yang memang ternyata “betul”.

Pimpinan MPR begitu masgul, murka, gelisah bahkan “rindu” untuk bisa bertemu dengan Menteri Sri.

Pimpinan MPR seperti tidak mau tahu urusan Menteri Sri yang begitu sibuk dan “puyeng” kepalanya memikirkan “cash flow” di Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang “babak belur” karena pandemi Covid-19.

Menteri Sri bukannya tidak mau hadir, toh dia sudah menugaskan wakil menteri keuangan untuk bisa berapat dengan MPR.

Namun tetap saja pimpinan MPR menganggap hanya Menteri Sri yang pantas untuk ditunggu.

Lain hari, Menteri Sri lebih memilih rapat dengan Badan Anggaran DPR atau rapat koordinasi dengan Presiden Joko Widodo ketimbang memenuhi “kerinduan” MPR.

Meteri Sri menerapkan skala prioritas. Bukan tidak menganggap penting lembaga tertinggi yang bernama MPR.

MPR merajuk sembari mengancam Menteri Sri lebih baik mundur saja. Tidak tanggung-tanggung, pimpinan MPR malah meminta sangat agar Presiden Jokowi menegor “kelakuan” anak buahnya yang bernama Menteri Sri.

Bermula dari permintaan anggaran

Sengkarut relasi antara pimpinan MPR dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, tidak lebih dari tidak diakomodasinya permintaan anggaran yang diajukan oleh MPR.

Kasus ini pertama kali mencuat saat salah satu Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad yang mengkoordinir badan penganggaran mengeluhkan sulitnya berkoordinasi dengan Menteri Sri (Kompas.com, 2/12/2021).

Fadel kecewa kepada Menteri Sri karena telah memotong anggaran di saat pimpinan MPR bertambah dari empat orang menjadi 10 orang. Dari tahun ke tahun, anggaran MPR terus turun.

Fadel juga geram karena beberapa kali Menteri Sri mangkir memenuhi panggilan rapat dengan MPR.

Dari enam kali rapat dengan Kementerian Keuangan dalam setahunnya, Fadel mencatat hanya empat kali rapat pernah diadakan.

Menteri Sri dinilai Fadel sangat meremehkan dan menyepelekan MPR sebagai lembaga negara dengan tidak mau menghadiri undangan rapat.

Bahkan Fadel yang Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan era SBY ini meminta agar Jokowi memberhentikan dan mencopot Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan karena tidak etis dan tidak cakap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com