JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini berharap para penyandang disabilitas tunarungu dapat melatih diri untuk berbicara minta tolong apabila berada dalam situasi yang membahayakan diri.
Hal ini yang kemudian menjadi salah satu alasan Mensos Risma meminta mereka berbicara di rangkaian acara Hari Disabilitas Internasional, Rabu (1/12/2021).
“Saya ingin mengoptimalkan kemampuan dia kalau memang dia bisa bicara. Itu pilihan setelah itu dia mau bicara atau tidak,” kata Risma di Gedung Kementerian Sosial, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2021) malam.
Ia menegaskan, tidak memiliki niatan untuk memaksa para penyandang disabilitas tunarungu untuk berbicara.
“Untuk apa saya memaksa karena nggak ada gunanya buat saya. Tapi bahwa saya pengen di saat mereka di kondisi terpepet tadi, minimal dia bisa minta tolong atau dia bisa berjuang untuk itu, untuk mengamankan dirinya, karena kasihan sekali,” ucapnya.
Baca juga: Tahan Tangis, Mensos Risma: Jangan Pandang Rendah Penyandang Disabilitas
Saat masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, Risma mengaku, pernah mendapat cerita, ada seorang tunarungu yang diperkosa dan tidak bisa berteriak minta tolong.
Bahkan, ia melanjutkan, pemerkosanya justru dibebaskan dari penjara karena penyandang disabiltas tersebut tidak bisa menjelaskan tragedi yang dialaminya.
Selain itu, Politisi PDI Perjuangan ini juga pernah mendapat kabar seorang penyandang disabilitas tenggelam saat banjir karena tidak bisa berteriak minta tolong.
Maka itu, Risma sangat mengharapkan para tunarungu bisa membiasakan diri berbicara, sehingga bisa meminta bantuan saat tengah dalam kesulitan.
“Itulah PR saya yang terus terang menjadi PR saya bagaimana mereka bisa survive di kondisi apapun, minimal dia bisa minta tolong atau teriak tolong tolong,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Mensos Tri Rismaharini dikritik penyandang disabilitas karena meminta penyandang tunarungu untuk berbicara di Hari Disabilitas Internasional, Rabu (1/12/2021).
Baca juga: Klarifikasi Risma soal Meminta Tunarungu Berbicara
Awalnya, berdasarkan pantauan dari akun YouTube Kementerian Sosial (kemensos), Risma mengunjungi berbagai stand pameran karya penyandang disabilitas.
Di situ Risma meminta penyandang disabilitas mental dan rungu diminta berbicara menyampaikan hal yang ingin disampaikan pada Risma secara langsung.
Tindakan Risma ini menuai kritik dari penyandang disabilitas tunarungu bernama Stefan.
Ia mengatakan, bahasa isyarat sangat penting bagi penyandang tunarungu, bahkan ia menyamainya seperti harta.
"Ibu, saya harap sudah mengetahui tentang CRPD bahwasannya anak tuli itu memang menggunakan alat bantu dengar, tetapi tidak untuk dipaksa berbicara," kata Stefan dikutip Kamis (2/12/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.