JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap para ilmuwan dan peneliti di Indonesia tetap melakukan kajian dan penelitian yang merespons persoalan di masyarakat.
Hal tersebut bisa dilakukan sesuai dengan bidang masing-masing para ilmuwan dan peneliti tersebut.
"Saya mengharapkan para ilmuwan dan peneliti di Indonesia terus melakukan kajian-kajian dan penelitian-penelitian yang merespons persoalan-persoalan masyarakat dan bangsa," ujar Ma'ruf di acara peluncuran dan bedah buku karya Prof. Dr. Masykuri Abdillah, Islam Agama Kedamaian, serta Islam dan Etika Kehidupan Berbangsa, Kamis (25/11/2021).
Baca juga: Penelitian Perguruan Tinggi Harus Bermanfaat bagi Masyarakat Luas
Tidak hanya itu, mereka juga diminta untuk memberikan solusi dari penelitian dan kajian yang dilakukan.
Baik penelitian maupun solusi yang diberikan, kata dia, harus dilakukan dari berbagai perspektif keilmuan sesuai bidang masing-masing.
Ma'ruf pun mengapresiasi karya Masykuri yang dipandangnya telah berusaha menguraikan bahwa Islam adalah agama kedamaian, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi dalam hubungan antarkelompok dan antarbangsa.
Dalam hal ini, Masykuri melakukan kajian dan klarifikasi terhadap makna ayat-ayat Al-Quran dan hadis serta sejarah umat Islam.
"Hal tersebut dipahami atau dinilai oleh sejumlah pihak sebagai ajaran dan praktik keagamaan yang menunjukkan kekerasan dan intoleran," kata Ma'ruf.
Baca juga: Penutupan KOPSI 2021, Jalan Sunyi Melahirkan Ilmuwan Kelas Dunia
Ma'ruf menyoroti uraian Masykuri tentang pentingnya pemahaman Islam secara moderat (wasathiyyah) yang selama ini telah dilakukan oleh mayoritas ulama di Indonesia.
Dengan demikian, umat Islam di Indonesia mampu membangun dan merawat kemajemukan dan kerukunan nasional, termasuk kerukunan umat beragama.
Termasuk uraian tentang pentingnya penguatan etika atau akhlak dalam kehidupan berbangsa dengan menampilkan pemikiran ulama dan tokoh agama di Indonesia.
Baca juga: Hari Guru Nasional, Wapres Nilai Peran Guru Vital dan Tak Tergantikan
Menurut Ma'ruf, dengan keberadaan etika, masing-masing warga dituntut untuk mengekspresikan hak-haknya secara santun dan beradab.
Sementara masyarakat politik dan pengambil kebijakan publik bertanggung jawab untuk mewujudkan kemaslahatan warga dan negara.
Dari situlah, Ma'ruf berharap para ilmuwan dan peneliti lain melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Masykuri, yaitu meneliti dari perspektif bidang masing-masing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.