JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, pertemuan antara Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dapat diartikan ada upaya-upaya komunikasi memantapkan koalisi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Pertemuan Prabowo dengan Megawati dan Puan berlangsung di sela pelantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di Istana Kepresidenan pada Rabu (17/11/2021).
Ujang berpandangan, pertemuan ketiga tokoh partai politik itu bisa jadi dalam rangka melakukan lobi-lobi politik untuk kepentingan Pemilu 2024.
"Pertemuan tersebut bisa saja bagian dari lobi-lobi memantapkan duet Prabowo-Puan," kata Ujang saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/11/2021).
Baca juga: Pertemuan Politik Prabowo-Megawati-Puan, Andi Mallarangeng Pertanyakan Kenapa di Istana
Kendati demikian, menurut Ujang, masih terlalu dini dan berspekulasi jika pasangan Prabowo-Puan itu segera dieksekusi ke panggung politik 2024.
Sebab, ia menyebut sejumlah alasan yang membuat pasangan itu sulit untuk meraih kemenangan pada Pilpres, apabila dicalonkan dari sekarang.
"Pertama, elektabilitas Prabowo cenderung stagnan. Dan elektabilitas Puan masih rendah. Jika dipaksakan keduanya kawin di Pilpres 2024, maka bisa saja akan mengalami kekalahan," kata Ujang.
Sehingga, Ujang berpendapat pertemuan ketiganya di Istana baru sekadar merekatkan hubungan antara PDI-P dan Gerindra.
Menurut dia, merekatkan hubungan diperlukan menjelang tahun-tahun politik mendatang. Para elite partai disarankan memiliki komunikasi yang baik kepada siapapun menjelang 2024.
Baca juga: Pertemuan Prabowo dan Megawati yang Dikritik Demokrat karena Berlangsung di Istana...
Di sisi lain, Ujang menilai skenario Pilpres 2024 masih sulit terbaca. Hal ini karena elektabilitas capres dan cawapres masih di bawah 30 persen.
"Jadi, semuanya masih serba kemungkinan. Mungkin ya, mungkin juga tidak. Prabowo-Puan juga mungkin ya dan mungkin tidak. Karena akan banyak skenario terkait Pilpres nanti," kata Ujang.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menyebut pertemuan itu membahas agenda seperti politik kebangsaan hingga dinamika politik nasional.
Pernyataan itu pun terjadi di tengah-tengah mengemukanya wacana dukungan terhadap Prabowo-Puan untuk 2024.
Baca juga: Stafsus Mensesneg Minta Pertemuan Megawati-Prabowo di Istana Tak Dipermasalahkan