Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Trauma Trikora, Dwikora, dan Timor Timur...

Kompas.com - 19/11/2021, 07:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Bayu Galih

INDONESIA pernah menjadi pusat perhatian dunia ketika memiliki angkatan perang yang kuat. Beberapa tulisan yang beredar di media internasional menyebutkan: Indonesian military forces were considered the strongest in the southern hemisphere.

Hal tersebut mengacu pada kesiapan tempur angkatan perang Indonesia saat Tri Komando Rakyat (Trikora) dan Dwi Komando Rakyat (Dwikora).

Bung Karno sebagai arsitek pembangunan kekuatan perang Indonesia pada 1960-an memiliki beberapa alasan untuk itu. Pertama, tentu saja adalah untuk mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Berikutnya mengalir setelah Trikora, dilancarkan Dwikora yang dinilai sebagai proyek besar imperialisme untuk mengepung Indonesia.

Baca juga: Menyoroti Tentara yang Tidak Menyatu dengan Rakyat...

Indonesia secara geografis memang telah terkepung oleh negara-negara Barat yang terdiri antara lain Australia, Singapura, dan Malaysia yang baru akan dibentuk pada 1960-an.

Bung Karno menyadari benar bahwa upaya "penjajahan" di Bumi Nusantara yang sangat subur dan penuh dengan kekayaan alamnya tidak akan pernah berhenti. Tidak akan pernah berhenti walau Indonesia sudah merdeka, yang pasti tetap merupakan daya tarik bangsa lain melirik kekayaan alam di Bumi Pertiwi.

Itu sebabnya Bung Karno mempopulerkan istilah "neo kolonialisme" dan "neo imperialisme".

Berikutnya, ketika 1975 Indonesia menduduki Timor Timur, walau sudah dalam format yang amat berbeda dengan Trikora dan Dwikora karena sangat berkait dengan perang dingin yang berlandas kepada perbedaan idiologi barat versus komunis.

Baca juga: Mengenang Kegiatan Kepanduan, Pramuka Tempo Doeloe...

Trauma Trikora dan Dwikora tetap saja masih belum hilang dari pemikiran orang di luar Indonesia. Itu pula sebabnya ketika terjadi pergolakan di Timtim yang berujung kepada referendum, maka sangat jelas terlihat keberpihakan Australia bagi Timor Leste yang merdeka terpisah dari Indonesia.

Secara strategi militer tentu saja perhitungan bahwa kawasan Timtim dapat dipergunakan sebagai pangkalan aju bagi Indonesia bila berhadapan dengan Australia.

Ada catatan tersendiri dalam hubungan Indonesia-Australia yang kerap dijuluki sebagai hubungan yang "benci tapi rindu".

Pada awal kemerdekaan adalah Australia yang merupakan salah satu negara pertama yang mendukung dan mengakui kemerdekaan Republik Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com