Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sesalkan Indonesia Tidak Setop Ekspor "Raw Material" sejak Puluhan Tahun Lalu

Kompas.com - 19/11/2021, 06:40 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyesalkan langkah Indonesia yang tidak menghentikan kebijakan eskpor atau pengiriman bahan mentah (raw material) ke luar negeri sejak dulu.

Menurut Jokowi, jika ekspor raw material dihentikan maka kondisi neraca perdagangan dan neraca transaksi Indonesia akan semakin baik.

Selain itu, defisit perdagangan pun bisa dihindari.

"Kenapa berpuluh-puluh tahun kita tidak lakukan ini. Sehingga nanti neraca perdagangan kita baik, neraca transaksi berjalan kita juga menjadi semakin baik," ujar Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Kompas100 CEO Forum yang disampaikannya dari Istana Negara, Kamis (18/11/2021).

Baca juga: Jokowi: Jangan Tarik-tarik Indonesia ke WTO karena Setop Kirim Raw Material, Kita Akan Lawan

Jokowi mencontohkan, dihentikannya ekspor nikel bisa menguntungkan.

Sebab, jika nikel diolah menjadi besi baja, akan memiliki nilai tambah 10 kali lipat.

"Dan perkiraan saya kalau nanti jadi barang-barang yang lain, perkiraan saya bisa jadi 35 milliar dollar AS hanya dari satu barang. Begitu bauksit nanti juga sama, begitu tembaga juga sama," ungkap Jokowi.

"Saya berikan contoh ini yang besi baja, ini yang menyebabkan defisit perdagangan kita dengan China itu tinggi gara-gara ini. Kita 2018 itu minus 18,4 miliar dollar AS. Pada 2020 sudah minus 7,85 miliar dollar AS. Langsung turun. Ini dari mana ini? Dari besi baja, dari nikel yang jadi barang itu," jelasnya.

Jokowi juga berpesan jika nanti ada pengusaha yang mengeluhkan tidak bisa lagi ekspor nikel padahal harga jualnya sedang bagus agar memahami strategi jangka panjang pemerintah.

Baca juga: Jokowi: Setop Ekspor Bahan Mentah Tambang, Jangan Hanya Jadi Tukang Gali

Dia menekankan, negara memerlukan strategi hilirisasi secara menyeluruh, bukan per perusahaan saja.

"Yang lebih penting ini adalah bagaimana ini dilakukan hilirisasi industrialisasi, tetap yang lebih penting lagi bagaimana mengintegrasikan ini. Nikel terintegrasi dengan tembaga, terintegrasi dengan bauksit semuanya,'' tutur Jokowi.

"Kalau terintegrasi nanti barang jadinya akan betul-betuk dari kita semuanya bahannya. Mau mobil listrik, electric vehicle semuanya dari kita," lanjutnya.

Contoh lainnya, ungkap Jokowi, yakni stainless steel yang dibuat untuk jarum suntik.

Dia mengungkapkan, permintaan dari dunia untuk jarum suntik sebesar 10 miliar dollar AS.

Baca juga: Jokowi Ingin RI Secepatnya Keluar dari Jebakan Negara Pengekspor Bahan Mentah

Sementara itu, Indonesia selama ini mengimpor banyak sekali jarum suntik.

"Kita ini impor banyak sekali, enggak tahu berapa juta jarum suntik. Sebentar lagi kita akan bisa bikin ini karena memang barang itu (stainless steel) kita setop. Mau tidak mau orang itu harus bikin di sini," tegas Jokowi.

"Dan kita sudah bisa mengekspor jarum suntik, tidak tahu berapa milyar nanti produksinya. Artinya, kita harus optimis bahwa dengan setop ekspor raw material ini kita akan mendapatkan keuntungan yang lebih dan membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com